Pengamat Minta Mahaka Sports Dihukum Berat

Rendy NugrohoRendy Nugroho - Senin, 21 Desember 2015
Pengamat Minta Mahaka Sports Dihukum Berat

Ratusan pendukung Surabaya United, Bonek dikumpukan untuk menjalani pemeriksaan polisi di Lapangan Mapolres Sragen, Jawa Tengah, Sabtu, (19/12). (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Sepak Bola - Pentas sepak bola di Tanah Air masih dirundung rasa duka. Hal tersebut menyusul bentrokan antara suporter diajang turnamen Piala Jenderal Soedirman (PJS) 2015.

Suporter Arema Cronous dan Surabaya United terlibat keributan, yang akhirnya menimbukan korban jiwa, di Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (19/12) pagi.

Hasil identifikasi dua suporter Aremania yang tewas yakni Eko Prasetyo (30), warga Dukuh Sebaloh RT 16, Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Malang dan Slamet (24) warga Desa Polgajih, Kecamatan Blitar, Blitar.?

Pengamat olahraga, Mahfudin Nigara, mengatakan jika hal tersebut menambah daftar tragedi buruk yang pernah terjadi dalam sepak bola nasional. Karena itu, Nigara menuntut agar Hasani Abdul Gani, CEO Mahaka Sports -operator PJS 2015- bertanggung jawab dan mendapatkan hukuman berat.

"Pemerintah harus jujur melihat ini, jika Hasani tidak mampu mengamankan pertandingan. Bahkan sangat menyedihkan, ada yang meninggal," ujarnya.

Selanjutnya Nigara menuturkan, bahwa peristiwa tersebut hampir sama dengan tragedi Heysel, Brussels, 29 Mei 1985. Saat itu, yakni terjadi final Piala Champions Eropa (sekarang Liga Champions), antara Juventus dan Liverpool.

"Mahaka juga harus diskors. Contohnya Inggris dan Liverpool itu. Mereka mendapatkan hukuman dari UEFA kemudian diperkuat lagi oleh FIFA," sambungnya.

Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 39 suporter meninggal, 32 di antaranya suporter Juventus, empat warga negara Belgia, dua warga Perancis serta satu warga dari Irlandia.

Akibat buruk yang harus ditanggung klub-klub Inggris, yakni dilarang bermain di tingkat internasional selama lima tahun. Khusus untuk Liverpool, yakni sanksi enam tahun. Kemudian 14 suporter dihukum karena terbukti melakukan pembunuhan. (esa)

BACA JUGA:

  1. Pengamat: CEO Mahaka Sports Harusnya Bukan Mencari Kambing Hitam
  2. Ketum PSSI Minta Suporter Agar Lebih Dewasa
  3. Kemenpora Diimbau Agar Tak Bodohi Rakyat
  4. Bangun Daya Saing, Menpora Minta Pemuda Ubah Cara Pandang
  5. Gubernur Jatim: Penyerangan Suporter Merupakan Kemunduran
#Mahaka Sports #Sepak Bola Indonesia #Piala Jenderal Sudirman
Bagikan
Ditulis Oleh

Rendy Nugroho

Berita Terkait

Olahraga
Indonesia U-17 Libas India 3-1, Ketum PSSI Erick Thohir Belum Puas
Erick Thohir menyatakan belum saatnya bagi pemain dan pelatih Timnas Indonesia U-17 untuk merasa puas.
Wisnu Cipto - Senin, 26 Agustus 2024
Indonesia U-17 Libas India 3-1, Ketum PSSI Erick Thohir Belum Puas
Indonesia
Legislator Ingatkan Pemerintah Kedepankan DBON, Bukan Naturalisasi
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 Juni 2024
Legislator Ingatkan Pemerintah Kedepankan DBON, Bukan Naturalisasi
Indonesia
Keluarga Korban Sempat Protes saat Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan
Lima terdakwa perkara tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan surat dakwaan di PN Surabaya.
Zulfikar Sy - Senin, 16 Januari 2023
Keluarga Korban Sempat Protes saat Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan
Indonesia
Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Bertambah lagi
Korban meninggal dunia dari peristiwa tersebut kembali bertambah.
Zulfikar Sy - Senin, 24 Oktober 2022
Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Bertambah lagi
Bagikan