Pemerintah Terapkan Sistem Energi yang Salah

Fredy WansyahFredy Wansyah - Minggu, 24 Mei 2015
Pemerintah Terapkan Sistem Energi yang Salah

Diskusi Energi Kita di Bumbu Desa, Jalan Cikini Raya, Jakarta, Minggu (24/5). (Foto: MerahPutih/Restu Fadilah)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Bisnis - Pemerintah tidak menerapkan sistem yang tepat dalam penggunaan dan penjualan energi. Pasalnya, pemerintah menggunakan energi mahal dari hasil impor. Sementara energi murah justru diekspor dan digunakan negara lain.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Budi Santoso mengatakan bahwa Pemerintah telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Menurutnya, seharusnya pemerintah tidak menjual batu bara ke luar negeri. "Indonesia ekspor energi murah, beli yang mahal," tuturnya dalam sebuah diskusi di Bumbu Desa Cikini, Jakarta, Minggu (24/4).

Budi menjelaskan, produksi batu bara Indonesia mencapai 400 juta ton per tahun Hasilnya justru diekspor, sebesar 75 persen. Akibatnya, manfaat optimum untuk kebutuhan Indonesia tidak tercapai. "Ekspor 300 juta ton per tahun. Setara satu ton batu bara empat barel minyak. Kita mengekspor 1,2 miliar barel energi," tutur dia.

Sementara harga satu ton batu bara, Budi menyebutkan, dijual dengan harga USD55 ton. Kemudian, Indonesia membeli lagi energi dari luar negeri untuk penuhi kebutuhan energi tapi dengan harga yang lebih mahal. "Satu ton batu bara hanya USD55, kita impor USD60. Jual energi murah beli yang mahal," tutur dia.

Budi mencontohkan, kebijakan royalti yang diterapkan pemerintah aneh. Kebijakan ini untuk pendapatan pemerintah, yaitu Rp8 triliun dari PLN. Namun, pemerintah melakukan subsidi listrik dari batu bara Rp20 triliun.

"Pemerintah hanya lihat sektoral dalam pendapatan, pemerintah tidak memikirkan ini kebijakan yang harus dikoreksi," tandasnya. (rfd)

Baca Juga:

Wakil Presiden: Gaya Hidup Berpakaian Bisa Hemat Energi

Nelayan Pesisir Muncar Desak Tolak Tambang Pasir Laut

KPK: Adriansyah dan Andrew Hidayat, Tersangka Kasus Suap Izin Tambang 

#Hemat Energi
Bagikan
Ditulis Oleh

Fredy Wansyah

Berita Terkait

Indonesia
Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi
Presiden RI, Prabowo Subianto, memangkas jalur logistik yang menghabiskan biaya tinggi. Hal ini untuk mendorong efisiensi energi nasional.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi
Fun
Peneliti Oxford University Kembangkan Material Penyerap Cahaya, Bisa Jadi Panel Surya
Ilmuwan dari Universitas Oxford mungkin telah menemukan solusi penting untuk memperluas akses energi surya.
Ikhsan Aryo Digdo - Selasa, 13 Agustus 2024
Peneliti Oxford University Kembangkan Material Penyerap Cahaya, Bisa Jadi Panel Surya
Olahraga
MotoGP Perkenalkan Kampanye 'Racing for the Future' di GP Austria
MotoGP perkenalkan kampanye Racing for the Future di GP Austria, pada 16-18 Agustus 2024 mendatang.
Soffi Amira - Minggu, 11 Agustus 2024
MotoGP Perkenalkan Kampanye 'Racing for the Future' di GP Austria
Berita
IPA Convex 2024 Kembali Digelar, Berfokus pada Ketahanan Energi
IPA Convex 2024 kembali digelar. Kegiatan ini berfokus untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi migas.
Soffi Amira - Selasa, 14 Mei 2024
IPA Convex 2024 Kembali Digelar, Berfokus pada Ketahanan Energi
Fun
Suryanesia Hadirkan SaaS untuk Pelaku Bisnis
Dengan SaaS, Suryanesia dengan mitranya menanggung biaya investasi sistem.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 05 Februari 2024
Suryanesia Hadirkan SaaS untuk Pelaku Bisnis
Indonesia
Target Bauran Energi Bakal Diturunkan, Menteri ESDM: Masalahnya Infrastruktur
Persoalan yang menghambat percepatan bauran EBT tersebut, salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 02 Februari 2024
Target Bauran Energi Bakal Diturunkan, Menteri ESDM: Masalahnya Infrastruktur
Indonesia
RPP KEN Pangkas Target EBT Menjadi 19 Persen di 2025
RPP KEN menetapkan target bauran EBT di 2025 turun.
Ikhsan Aryo Digdo - Rabu, 31 Januari 2024
RPP KEN Pangkas Target EBT Menjadi 19 Persen di 2025
Indonesia
Subsidi Energi Pada 2024 Ditetapkan Rp 186,9 Triliun
Pemerintah mendorong pembangunan 100 lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga pada 2024
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 Januari 2024
Subsidi Energi Pada 2024 Ditetapkan Rp 186,9 Triliun
Indonesia
52 PLTU di Indonesia Ditargekan Bisa Gunakan Co-firing di 2025
Selama 2023, PLN telah menyerap biomassa sebanyak 1 juta ton untuk 43 PLTU yang tersebar di Tanah Air.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 03 Januari 2024
52 PLTU di Indonesia Ditargekan Bisa Gunakan Co-firing di 2025
Indonesia
40 Stasiun Kereta Api Dilengkapi PLTS
Langkah ini juga selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mengurangi gas rumah kaca sebagai upaya menuju target netral karbon di tahun 2060.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 28 Desember 2023
40 Stasiun Kereta Api Dilengkapi PLTS
Bagikan