Pemerintah Jangan Memaksakan Beli Pesawat A400M


Pesawat angkut militer Airbus A400 M (Foto Wikipedia)
MerahPutih Politik - Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, TB Hasanuddin menyatakan, usulan pembelian pesawat angkut militer memang suatu hal yang penting guna memperkuat pertahanan dan keamanan. Namun, bila hanya membeli 2 unit kurang efektif dioperasikan.
“Memang idealnya TNI sudah harus punya pesawat angkut militer berat setidaknya 8 unit untuk kepentingan strategi, minimal di 2 trouble spot , sebagai pengganti Hercules. Tapi kalau belinya hanya 1 atau maksimal 2 unit A400 M, nantinya akan repot lagi. Ketika 1 unit sedang dalam pemeliharaan, kita hanya mampu mengoperasikan 1 unit saja,” ujar purnawirawan Jenderal TNI AD bintang dua ini, di Jakarta, Selasa (17/5) dalam keterangan pers.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana melakukan pembelian pesawat angkut militer varian baru keluaran Airbus Group, Airbus Defence and Space jenis A400M. Meski tak disebut jumlah unit pesawat angkut militer yang akan dibeli, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memastikan, pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista) senilai Rp2,3 triliun per unit itu tidak dalam jumlah banyak.
"Indonesia berencana membeli pesawat jenis A400 dari Eropa namun jumlahnya tidak banyak. Saat ini kita belum butuh beli dalam jumlah banyak," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Menurut mantan Sekretaris Militer ini, sangat dipahami pembelian dalam jumlah sedikit dikarenakan keterbatasan anggaran, tapi hal itu bisa disiasati dengan membeli pesawat angkut militer yang lebih murah daripada melakukan pembelian dalam jumlah unit kecil.
Jika permasalahannya adalah harga A400M yang terlalu mahal sehingga jumlah unit yang akan dibeli hanya sedikit, TB Hasanuddin mengusulkan agar mengganti produk yang lebih murah dengan kualitas yang sama.
“Bila harga 1 pesawat A400M lebih dari USD 180 juta atau setara Rp2,3 Triliun lebih (kurs USD1=Rp13,300), maka nilai segitu bisa dapat 4 atau 3 unit CN 295 atau C 27 J Spartan (sebagai catatan harga CN295 = USD 40 juta atau kisaran Rp532 Miliar dan C-27J Spartan seharga USD65 juta atau setara Rp864,5 miliar).
Oleh karena itu, TB Hasanuddin mengingatkan, dengan keuangan yang terbatas, sebaiknya membeli kelas angkut yang lebih ringan seperti C 27 J Spartan bisa dapat 6 unit.
“Jadi, ketika 2 unit sedang dalam pemeliharaan, kita masih punya 4 unit untuk melayani 2 spot yang berbeda ,” pungkas TB Hasanuddin.
BACA JUGA:
- Indro Warkop Kritisi Alutsista RI
- Presiden Jokowi Pasarkan Alutsista Dalam Negeri ke Negara Arab
- Anggaran Pertahanan Dipangkas, Jokowi Janji Penguatan Alutsista
- Kodam Jaya Pamerkan Alutsista TNI AD di Kampus-kampus
- Peringati Hari Juang Kartika, Pameran Alutsista TNI AD Digelar
Bagikan
Berita Terkait
Pesawat Hercules TNI AU Tembus Langit Gaza! 800 Ton Makanan Hingga Obat-obatan Dikirim dengan Strategi 'Air Drop' ke Titik Teraman

Apresiasi Kinerja TNI AL, Komisi I DPR: Modernisasi Alutsista Harus Ditingkatkan

Prada Lucky Namo Tewas Dianiaya, Eks Sekmil Presiden Soroti Tradisi Satuan Picu Kekerasan Senior di TNI

Indonesia Tandatangani Kontrak Beli 48 Pesawat Tempur Turkiye

Aksi Drone Kamikaze dan Jet TNI AU Porak-porandakan Markas Musuh

Sukhoi Su-27/30 Hingga F-16 TNI-AU Hujani Langit Kalsel dengan Bom Berdaya Ledak Besar, Ada Apa?

Perbandingan Kekuatan Rudal-Rudal Canggih Iran VS ‘Benteng’ Pertahanan Israel

Hariff Defense dan PT Dahana Resmikan Sinergi untuk Kemandirian Teknologi Pertahanan

DPR Dukung Kontrak Industri Pertahanan Senilai Rp 33 Triliun di Indo Defence 2025

BMC Kirpi & Hariff Defense Garap Kendaraan Lapis Baja Perkuat Industri Pertahanan RI
