Pelukis Arie Smith Meninggal Dunia


Seniman pelukis Arie Smith (Foto Ist)
MerahPutih Budaya - Arie Smith, seniman lukis asal Belanda, yang mukim di Bali hampir separuh hidupnya tutup usia. Seniman yang separuh hidupnya menetap di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar Bali meninggal dunia dalam usia 100 tahun.
"Maestro yang lebih dikenal Arie Smith itu menghembuskan nafas terakhir dalam perawatan intesif di Rumah Sakit Puti Raharja Rabu malam (23/3) pukul 20:30 Wita," kata Pande Wayan Suteja Neka, pendiri dan pengelola Museum Neka Ubud yang merawat dan memelihara almarhum, Jumat (25/3) seperti dikutip Antara News.
Ia mengatakan, jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Universitas Udayana dan doa kebhaktian dilakukan pada hari Kamis (24/3).
Seusai doa kebhaktian jenazah Arie, yang penganut Kristen, akan dikremasi di Krematorium Kristen Mumbul Nusa Dua dan abu jenazah ditaburkan di Pantai Matahari Tebit Sanur.
Pande Wayan Suteja Neka menjelaskan, almarhum selama empat tahun terakhir mengalami kelumpuhan dan buta sehingga tidak bisa melakukan aktivitas.
Arie Smith yang datang ke Bali sejak tahun 1956 mendidik dua pemuda gembala (pengangon) bebek yakni Nyoman Cakra dan Ketut Saki untuk menekuni dunia seni lukis beraliran Young Artist, seperti juga Arie. Dari dua orang muridnya itu, terus bertambah hingga akhirnya mencapai 50-an orang.
Upaya "mencetak seniman" itu ternyata berhasil, dengan mulainya sebagian pemuda di desa setempat ikut tertarik menekuni aktivitas di atas kanvas. Kesejahteraan masyarakat di Ubud perlahan mulai meningkat.
Arie Smith pada masa enerjiknya dinilai sangat kreatif menghasilkan banyak karya seni bermutu dan menjadi pajangan koleksi museum Bali dan Penang Museum di Malaysia .
Pernah menggelar pameran di berbagai kota besar di mancanegara antara lain Jakarta, Singapura, Honolulu dan Tokyo.
Berkat prestasinya dalam bidang seni yang sangat menonjol dan kepedulian terhadap masyarakat Bali dalam mengajarkan seni lukis dan seni patung pernah mendapat anugrah "Seni Dharma Kusuma" penghargaan tertinggi dalam bidang seni dari Pemerintah Provinsi Bali tahun 1992 dan penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar.
Selain itu ia pernah mendapat anugrah "Lempad dari Museum Seni Lukis Klasik Gunarsa yang bekerja sama dengan Sanggar Dewata Indonesia (SDI).
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Salahkan Undang-Undang Cipta Kerja Bikin Mudahnya Alih Fungsi Lahan di Bali

Indonesia Setuju Pulangkan 2 Terpidana Mati dan Seumur Hidup Asal Belanda

Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam

Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa

Resmi Ditutup, ini 5 Galeri di Art Jakarta 2025 yang Menarik Perhatian Pengunjung

Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 17 Orang, Evakuasi Masih Andalkan Alat Berat

Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional

Akhirnya Pengelola GWK Hancurkan Tembok Pembatasan Yang Halangi Akses Warga

5 Pesisir di Bali yang Berpotensi Alami Banjir Rob pada 7-11 Oktober

2 Maskapai China dan Korea Anyar Terbang ke Bali, Wisatawan Diharapkan Makin Banyak
