Netizen Ramaikan Kembali Genre Puisi Esai

Fredy WansyahFredy Wansyah - Selasa, 17 Maret 2015
Netizen Ramaikan Kembali Genre Puisi Esai
Saut Situmorang Membaca Puisi dalam "Pesta Puisi 3 Kota", di Bali, 7 Februari 2015. (Foto: Instagram)

MerahPutih Budaya - Setelah polemik puisi esai Denny JA mulai redup, kini justru tampil puisi bergenre yang sama dari penyair Satrio Aris Munandar. Hal ini meramaikan polemik kesastraan, khususnya netizen atau pengguna facebook. (Baca Juga: 5 Riders Harley Davidson akan Perkenalkan Budaya Indonesia ke Mancanegara)

Netizen yang merupakan penyair dan akademikus sastra, Faruk HT, melontarkan kemirisannya. "qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqk. pantes," tulis akademikus yang dikenal dengan teori sastra poskolonial tersebut melalui akun facebooknya, seperti dipantau pada Selasa (17/3).

Saat dimintai pendapat, salah satu penyair yang menentang keras puisi esai, Saut Situmorang, enggan berkomentar banyak. Dengan kata-kata tegas, Saut menyatakan, "Satu lagi buku sampah keluar! Awas!" tulis penyair gimbal tersebut melalui akun facebooknya. (Baca Juga: Jutaan "Ibu" di Gianyar)

Setelah pulang dari Timur Tengah, Satrio berencana menerbitkan buku puisinya, Mereka yang Takluk di Hadapan Korupsi. "Buku antologi puisi-esai bertema antikorupsi karya saya akan diluncurkan di kampus UI Depok, 26 Maret 2015. Penanggapnya dari kalangan kritikus sastra, penyair, dan aktivis antikorupsi," tulis Satrio di akun facebooknya, kemarin, Senin (16/3).

Awal tahun lalu, Januari 2014, publik sastra diramaikan dengan penerbitan puisi esai Denny JA dan buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Di dalam buku 33 tokoh tersebut Denny JA disandingkan perannya sebagai sastrawan berpengaruh dengan satrawan yang telah melahirkan banyak karya, seperti Chairil Anwar, WS Rendra, HB Jassin, dan lainnya. Beberapa pegiat sastra di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta menggalang suara penolakan terhadap 33 buku tokoh sastrawan tersebut sekaligus mengkritik genre "baru" puisi esai. (fre)

#Saut Situmorang #Puisi Esai
Bagikan
Ditulis Oleh

Fredy Wansyah

Bagikan