Mustofa: Kelompok Santoso Hanya Miliki 15 Orang Pengikut


Barang bukti senjata api milik kelompok teroris Santoso ketika baku tembak dengan aparat keamanan di Polres Parigi, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4). Barang bukti tiga buah senjata (Antara Foto)
MerahPutih Nasional- Analis teroris asal Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya mengaku heran dengan sikap aparat Kepolisian yang mengerahkan ratusan personel polisi untuk menangkap dan meringkus kelompok terduga teroris pimpinan Santoso di Sulawesi Tengah.
Mustofa sendiri memprediksi jumlah kelompok terduga teroris pimpinan Santoso hanya berjumlah belasan orang. Karena itu kebijakan pengerahan pasukan Brimob dan Densus 88 layak dikritisi. (Baca: Baku Tembak di Palu, Polisi Sita 2 Pucuk Senjata M16)
"Jumlah mereka (terduga teroris_red) itu sekitar 15 orang saja," kata Mustofa saat dihubungi merahputih.com, Sabtu (4/4).
Mustofa yang juga salah satu pengurus Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menambahkan, aparat polisi dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) juga sudah mengetahui secara detail berapa jumlah personel kelompok Santoso, apa saja aktivis yang mereka lakukan.
"Jadi mereka itu bisa ditangkap polisi kapanpun," sambung Mustofa.
Mustofa yang juga bekas Caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pemilu legislatif (pileg) tahun 2014 menambahkan, persoalan gerakan radikal dan teroris akan terus berlangsung dan terjadi.
Pasca tewasnya Daeng Koro salah seorang terduga teroris kelompok Santoso akan terus muncul kelompok teroris baru lainnya. Hal tersebut dipicu dari konsep penanganan teroris yang tidak komprehensif. Persoalan lain yang juga memicu timbul dan tenggelamnya gerakan teroris adalah keterkaitan dengan motif politik dan pemerintahan. (Baca: Baku Tembak di Palu, Seorang Terduga Teroris Tewas)
"Teroris tidak akan pernah mati, ia akan tetap ada. Terlebih saat rezim kekuasaan sedang dilanda masalah, isu teroris akan terus muncul. Bahasa sederhananya adalah pengalihan isu," tandas Mustofa.
Seperti diberitakan merahputih.com sebelumnya, Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Idham Aziz menjelaskan baku tembak antara personel Densus 88 dengan 12 terduga teroris berlangsung selama 45 menit. Dalam baku tembak yang berlangsung sengit tersebut menewaskan seorang terduga teroris komplotan Santoso. Belakangan diketahui orang tersebut bernama Daeng Koro.
Polisi sendiri mengaku menerima laporan dari warga terkait adanya belasan terduga teroris yang bersembunyi di sebuah gubug milik petani. Begitu menerima laporan tersebut, Polisi langsung menyambangi lokasi dan melakukan penggerebekan.
Namun demikian, permintaan korps Bhayangkara tersebut ditolak mentah-mentah. Kelompok terduga teroris tersebut memberikan perlawanan sengit dengan memberondong petugas dengan tembakan dan juga melemparkan bom molotov. Usai melakukan hal tersebut komplotan terduga teroris segera melarikan diri ke hutan. (Baca: Analis Teroris: Kelompok Santoso Bukan Digerebek, Tapi Dieksekusi)
Sebaliknya, polisi sendiri langsung menggeladah sebuah gubug milik petani yang diduga kuat sebagai tempat persembunyian mereka. Dari hasil penggeledahan tersebut, polisi menemukan dua pucuk senjata api laras panjang M16 dan sepucuk senjata api laras panjang rakitan.
Selain itu, polisi juga memperkirakan sejumlah orang yang tergabung dalam komplotan terduga teroris juga mengalami luka-luka saat terjadi baku tembak dengan aparat keamanan. (bhd)
Bagikan
Berita Terkait
BNPB Lakukan Asesmen Menyeluruh Seluruh Rumah Ibadah Terdampak Gempa Poso, Warga Diminta Berhati-Hati

Korban Gempa Poso Dijanjikan Bantuan Rumah Rusak Rp 15-30 Juta, Plus Bansos Tunai Rp 600 Ribu 3 Bulan

Takut Gempa Susulan, RUSD Poso Rawat Pasien dalam Tenda Darurat di Halaman

Korban Gempa Poso Butuh Bantuan Mendesak, Pemerintah Pusat Janji segera Turun Tangan

Korban Akibat Gempa Poso Capai 32 Orang, BNPB Sebut Sejumlah Bangunan Rusak Parah

Gempa Poso M 6,0 Picu Gangguan Listrik, Sejumlah Rumah Rusak Hingga Roboh

Lirik Lagu Magonu Mawoku Moy Nandez Viral, Sarat Makna Cinta!

62 Bekas Napiter Bentangkan Bendera Merah Putih Raksasa di Poso
