Analis Teroris: Kelompok Santoso Bukan Digerebek, tapi Dieksekusi


Sejumlah anggota Gegana Brimob Polda Sulteng melakukan olah TKP kontak senjata antara kelompok teroris Santoso dan aparat kemanan di Pegunungan Salum Pangi, Pairgi.(Antara Foto)
MerahPutih Nasional- Pengamat Teroris, Mustofa B Nahrawardaya menilai aksi baku tembak yang terjadi antara aparat Densus 88 dengan kelompok terduga teroris anak buah Santoso adalah bukan bentuk penggerebekan, melainkan sebagai sebuah eksekusi.
"Saya katakan hal tersebut sebagai eksekusi, bukan penggerebekan," kata Mustofa saat dihubungi merahputih.com, Sabtu (4/4).
Mustofa yang juga pengurus Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menjelaskan, aparat Densus 88 dan juga Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) sejatinya sudah mengetahui rekam jejak dan aktivitas yang dilakukan terduga kelompok Santoso termasuk didalamnya Daeng Karo.
Buka hanya itu, aparat kepolisian juga sudah lama melakukan pemantauan terhadap kelompok terduga teroris pimpinan Santoso tersebut.
"Jadi mereka itu bisa ditangkap polisi kapanpun," sambung Mustofa.
Masih kata Mustofa, dirinya juga mengaku heran mengapa kelompok terduga teroris pimpinan Santoso tersebut baru ditangkap dan dieksekusi sekarang.
"Ini yang aneh. Jangan-jangan ini hanya sebagai pengalihan isu semata," tandas Mustofa. (Baca: Baku Tembak di Palu, Polisi Sita 2 Pucuk Senjata M16)
Seperti diberitakan merahputih.com sebelumnya, Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Idham Aziz menjelaskan, baku tembak antara personel Densus 88 dengan 12 terduga teroris berlangsung selama 45 menit. Dalam baku tembak yang berlangsung sengit tersebut menewaskan seorang terduga teroris komplotan Santoso. Belakangan diketahui orang tersebut bernama Daeng Koro.
Polisi sendiri mengaku menerima laporan dari warga terkait adanya belasan terduga teroris yang bersembunyi di sebuah gubug milik petani. Begitu menerima laporan tersebut, Polisi langsung menyambangi lokasi dan melakukan penggerebekan.
Namun demikian, permintaan korps Bhayangkara tersebut ditolak mentah-mentah. Kelompok terduga teroris tersebut memberikan perlawanan sengit dengan memberondong petugas dengan tembakan dan juga melemparkan bom molotov. Usai melakukan hal tersebut komplotan terduga teroris segera melarikan diri ke hutan. (Baca: Mabes Polri: Korban Tewas Terduga Teroris Adalah Daeng Koro)
Sebaliknya, polisi sendiri langsung menggeladah sebuah gubug milik petani yang diduga kuat sebagai tempat persembunyian mereka. Dari hasil penggeledahan tersebut, polisi menemukan dua pucuk senjata api laras panjang M16 dan sepucuk senjata api laras panjang rakitan.
Selain itu, polisi juga memperkirakan sejumlah orang yang tergabung dalam komplotan terduga teroris juga mengalami luka-luka saat terjadi baku tembak dengan aparat keamanan. (bhd)
Bagikan
Berita Terkait
BNPB Lakukan Asesmen Menyeluruh Seluruh Rumah Ibadah Terdampak Gempa Poso, Warga Diminta Berhati-Hati

Korban Gempa Poso Dijanjikan Bantuan Rumah Rusak Rp 15-30 Juta, Plus Bansos Tunai Rp 600 Ribu 3 Bulan

Takut Gempa Susulan, RUSD Poso Rawat Pasien dalam Tenda Darurat di Halaman

Korban Gempa Poso Butuh Bantuan Mendesak, Pemerintah Pusat Janji segera Turun Tangan

Korban Akibat Gempa Poso Capai 32 Orang, BNPB Sebut Sejumlah Bangunan Rusak Parah

Gempa Poso M 6,0 Picu Gangguan Listrik, Sejumlah Rumah Rusak Hingga Roboh

Lirik Lagu Magonu Mawoku Moy Nandez Viral, Sarat Makna Cinta!

62 Bekas Napiter Bentangkan Bendera Merah Putih Raksasa di Poso
