Museum Radya Pustaka Solo Tutup?

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Sabtu, 14 Mei 2016
Museum Radya Pustaka Solo Tutup?

Museum Radya Pustaka Solo tampak dari depan, Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Jawa Tengah. (Foto: MerahPutih/Win)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Budaya - Museum Radya Pustaka Solo merupakan salah satu museum tertua yang ada di Indonesia. Museum ini dibangun pada 28 Oktober 1980 oleh Kanjeng Adipati Sosoningrat IV. Dahulu, museum ini memang hanya menyimpan buku-buku budaya dan pengetahuan saja, baik dengan bahasa Indonesia, Jawa maupun Belanda.

Namun seiring berjalanya waktu, museum ini terus melengkapi koleksinya, seperti gamelan, keris, tombak hingga mata uang dari waktu ke waktu. Tak heran, jika banyak orang dari berbagai penjuru selalu datang ke museum yang berada di Jalan Slamet Riyadi ini atau tepatnya di kawasan Sriwedari.

Mayoritas masyarakat yang datang tidak hanya sekedar berkunjung, melainkan ada juga yang sedang melakukan penelitian. Bahkan, guna terus menjaga keawetan museum, pihak komite museum terus melakukan digitalisasi naskah. Hal ini dilakukan agar naskah tetap bisa dilihat oleh pengunjung.

Namun sayang, beberapa waktu lalu, museum ini dikabarkan tutup sementara waktu. Beredar kabar karena 12 pekerjanya belum gajian sejak Januari tahun ini.

"Memang beberapa hari di bulan April kemarin sempat tutup,” jelas Sekretaris Museum Radya Pustaka ST Wiyono kepada merahputih.com, Sabtu (14/5) siang.

Ia menepis jika tutupnya museum itu karena pekerja belum gajian. Hal ini terjadi lantaran dana hibah dari Pemkot Kota (Pemkot) Solo mengalami keterlambatan. Namun, ia mengakui jika akhir bulan April lalu, dana hibah itu sebagian sudah turun untuk membayarkan gaji pegawai, listrik museum dan masih banyak lagi.

Bahkan, atas kejadian ini, pemerintah pusat melalui Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harry Widianto datang langsung ke museum. Harry Widianto mengatakan bahwa pemerintah tak akan tinggal diam terkait masalah yang terjadi di museum.


Museum Radya Pustaka Solo (Foto: MerahPutih/Win)

ST Wiyono memaparkan, dalam setiap bulan saja pihaknya harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp15 juta. Di mana Rp12 juta untuk membayar gaji pegawai dan Rp4 juta untuk membayar listrik museum. Bahkan terkadang, pihak komite harus melakukan urunan untuk membayar pengoperasian museum, selain memanfaatkan biaya tiket masuk museum.

Kini hibah tahap satu sudah cair, pihaknya berharap pertengahan tahun ini hibah kedua bisa segera cair pula, karena biaya pencairan tahap pertama kemarin sudah habis untuk membayar gaji seluruh pegaai selama empat bulan dan listrik museum.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo Eny Tyasni Suzana membantah kabar yang beredar bahwa pegawai Museum Radya Pustaka mogok kerja lantaran gaji sejak bulan Januari kemarin tak dibayarkan.

"Pekerja tidak ada yang mogok, hanya saja ada beberapa pekerja yang izin tidak masuk, karena memang ada keperluan, salah satunya ada orang tuanya meninggal,” kata Eny belum lama ini.

Walau begitu, sejak akhir April kemarin dana hibah tersebut sudah cair di tahap pertama. Mengingat dana hibah senilai Rp300 juta, akan dicairkan selama tiga tahap.

(Win)


BACA JUGA:

  1. Napak Tilas Ki Hajar Dewantara di Museum Dewantara Kirti Griya
  2. Peninggalan Ki Hadjar Dewantara di Museum Taman Siswa
  3. Museum Basoeki Abdullah Adakan Lomba Mewarnai Tingkat TK dan SD
  4. Kisah Lukisan Ratu Juliana di Museum Basoeki Abdullah
  5. Museum Basoeki Abdullah Saksi Bisu Kejayaan Sang Maestro
#Solo #Museum Radya Pustaka
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Ratu Maxima Berkunjung ke Solo, Belajar Membatik hingga Soroti Isu Keamanan Finansial
Tujuan kunjungannya yakni memahami kondisi finansial masyarakat di berbagai lapisan.
Dwi Astarini - Rabu, 26 November 2025
Ratu Maxima Berkunjung ke Solo, Belajar Membatik hingga Soroti Isu Keamanan Finansial
Indonesia
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
"Panembahan Agung Tedjowulan bisa menjadi orang yang dituakan,” kata Menbud Fadli Zon
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Menbud Percaya Maha Menteri Tedjowulan Bisa Selesaikan Konflik Raja Kembar Solo
Indonesia
Air Hujan di Solo Terkontaminasi Microplastik, Bahayakan Kesehatan
Temuan ini didominasi mikroplastik jenis fiber (serat) dan sebagian kecil film/filamen.
Dwi Astarini - Selasa, 25 November 2025
Air Hujan di Solo Terkontaminasi Microplastik, Bahayakan Kesehatan
Indonesia
Ratu Belanda Maxima Main ke Solo, Mampir di Kampung Batik Laweyan
Ratu Belanda itu datang dalam kapasitasnya sebagai Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk Kesehatan Finansial (UNSGSA).
Dwi Astarini - Selasa, 25 November 2025
Ratu Belanda Maxima Main ke Solo, Mampir di Kampung Batik Laweyan
Indonesia
Sepekan Ops Zebra Candi, 651 Kendaraan Kena Tilang
Selain penindakan dan penerbitan surat tilang, personel di lapangan juga memberikan teguran kepada pengendara dengan pelanggaran ringan sebanyak 430 teguran.
Dwi Astarini - Selasa, 25 November 2025
Sepekan Ops Zebra Candi, 651 Kendaraan Kena Tilang
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Konflik Dua Raja Keraton Solo, Pemkot Tunda Pencairan Dana Hibah
Dana hibah untuk Keraton Solo masih terus dianggarkan setiap tahun, dan nominalnya diperkirakan tidak kurang dari Rp 200 juta.
Dwi Astarini - Minggu, 23 November 2025
Konflik Dua Raja Keraton Solo, Pemkot Tunda Pencairan Dana Hibah
Indonesia
Prihatin Lihatnya, 2 Raja Solo Salat Bareng Tanpa Saling Sapa di Masjid Agung Keraton
Purboyo dan Hangabehi terlihat membaur dengan jamaah salat Jumat lainnya, tetapi tidak saling menyapa satu sama lain.
Wisnu Cipto - Sabtu, 22 November 2025
Prihatin Lihatnya, 2 Raja Solo Salat Bareng Tanpa Saling Sapa di Masjid Agung Keraton
Indonesia
PB XIV Bentuk Struktur Bebadan Keraton Baru, Lembaga Dewan Adat tidak Dimasukkan
Penataan ini merupakan langkah strategis Raja untuk memperkuat tata kelola, memulihkan muruah, dan menegaskan kembali posisi Keraton.
Dwi Astarini - Kamis, 20 November 2025
PB XIV Bentuk Struktur Bebadan Keraton Baru, Lembaga Dewan Adat tidak Dimasukkan
ShowBiz
Film 'Sampai Titik Terakhirmu', Drama Romantis Bikin Penonton Menangis
Film besutan sutradara Dinna Jasanti ini diperankan Arbani Yasiz dan Mawar de Jongh sebagai Albi dan Shella.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Film 'Sampai Titik Terakhirmu', Drama Romantis Bikin Penonton Menangis
Bagikan