Museum Basoeki Abdullah Saksi Bisu Kejayaan Sang Maestro

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 23 April 2016
Museum Basoeki Abdullah Saksi Bisu Kejayaan Sang Maestro
Museum Basoeki Abdullah di Jalan Keuangan No 19 Cilandak Barat, Jakarta Selatan. (Foto MerahPutih/Muchamad Yani)

MerahPutih Budaya - Rumah besar berlantai dua di jalan Keuangan Raya No. 19 Cilandak Barat, Jakarta Selatan dari luar tampak sepi. Bangunan itu difungsikan sebagai museum untuk menyimpan benda-benda pribadi dan karya seni peninggalan maestro seni lukis Basoeki Abdullah.  

Basoeki adalah pelukis beraliran realis dan naturalis. Ia pernah menjadi pelukis resmi Istana Negara. Karya-karyanya menghiasi Istana Kepresidenan dan dikoleksi para pecinta lukisan dari berbagai penjuru dunia, salah satunya Istana Kerajaan Belanda. 

Sebagai pelukis potret, Basoeki piawai mempercantik wajah seseorang atau memperindah ketimbang wajah aslinya. Oleh karena itu, jasa Basoeki banyak digunakan keluarga kerajaan dan kepala negara.  

Museum Basoeki Abdullah menyimpan benda-benda pribadi dan karya seni peninggalannya. Di lantai dasar, terdapat lukisan Ratu Juliana dari Kerajaan Belanda. Tapi, lukisan ini bukan karya asli melainkan repro. Lukisan aslinya tersimpan di Kerajaan Belanda. Dikisahkan, Basoeki muda mengikuti lomba melukis yang diadakan Kerajaan Belanda. Basoeki menjadi juara lomba lukis tersebut. Berkat kemenangan itu namanya diakui dunia seni lukis internasional. 

Di lantai dasar juga terdapat kamar tidur pelukis yang sering tampil khas dengan kacamata hitam, topi baret, kemeja safari, dan menghisap rokok dengan pipa. Kamar ini menjadi saksi akhir tragis kehidupan pria kelahiran Surakarta, 27 Januari 1915 ini. Ia meninggal dibunuh perampok yang menyatroni rumahnya pada 5 November 1993 pada usia 78 tahun. Menurut Erwin, staf penjaga museum, semua benda-benda yang ada di rumah ini diletakan pada posisi yang sama ketika Basoeki masih hidup.  

Selain itu, di lantai dasar juga tersimpan koleksi jubah yang sering digunakan Basoeki semasa hidupnya. Berbagai koleksi topeng dan wayang dari berbagai daerah tersimpan rapi di pojok ruangan. Untuk diketahui, Basoeki juga dikenal sebagai penari. Lakon yang biasa dibawakan adalah Rahwana dan Hanoman. Ayah Basoeki Abdullah, Abdullah Suriosubroto, yang juga putra pahlawan nasional Dr Wahidin Sudirohusodo, adalah pelukis dan penari.

Naik ke lantai dua, tersimpan belasan koleksi maha karya lukisan Basoeki Abdullah. Wajah-wajah tokoh nasional dan pemimpin dunia menghiasi dinding-dinding di lantai dua ini. Di antaranya, Presiden pertama Ir Sukarno, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, istri mendiang Presiden kedua RI, Tien Soeharto, dan PM Singapura Lee Kwan Yeuw.

Total ada 720 barang pribadi dan 3.000 koleksi buku dan majalah yang tersimpan di museum ini. Museum dibuka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional. Jam operasional dari jam 9:00 WIB sampai jam 16:00 WIB kecuali Sabtu dan Minggu sampai jam 15:00 WIB. Harga karcis masuk Rp2.000 untuk orang dewasa dan Rp1.000 untuk anak-anak. (Yni)

BACA JUGA: 

  1. Sejarah Pasar Ikan Hingga Jadi Museum dan Wisata Bahari
  2. Museum Wayang Kakayon dan Koleksi
  3. Kenali Tokoh Pewayangan Nusantara di Museum Wayang Kakayon
  4. Museum Gunung Merapi Wisata Edukasi di Yogyakarta
  5. Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Kembali Adakan Beasiswa Seniman
#Pelukis #Seniman #Basuki Abdullah #Basoeki Abdullah #Lukisan Basuki Abdullah #Museum Basoeki Abdullah
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan