Mengenal Tiban, Tradisi Minta Hujan dengan Adu Cambuk dari Blitar

Dua pemuda beradu cambuk dalam sebuah pertunjukan kesenian Tiban di Kanigoro, Blitar, Jawa Timur, Selasa (15/9).(ANTARA FOTO/Irfan Anshori)
MerahPutih Budaya - Tiban, tradisi unik untuk meminta hujan dengan adu cambuk. Biasanya tradisi tiban ini digelar oleh warga Blitar saat musin kemarau yang berkepanjangan. Tradisi tiban dijadikan sebagai ritual meminta hujan yang sudah turun temurun dilakukan.
Tradisi tiban ini agak menantang, karena dilakukan oleh dua orang pemain yang saling adu cambuk menggunakan lidi yang dianyam. Tradisi ini diikuti oleh lelaki bertelanjang dada dari muda hingga tua.
Masing-masing pemain hanya berkesempatan mencambuk lawan sebanyak tiga kali secara bergantian. Tradisi tiban ini diiringi pula oleh alunan gamelan Jawa. Namun jangan khawatir, layaknya sebuah pertandingan, tradisi tiban ini dipimpin oleh seorang wasit dan diawasi polisi setempat.
Untuk menghindari hal yang membahayakan, para pemain tidak boleh mencambuk kepala dan kemaluan. Tradisi minta hujan dengan adu cambuk ini dilakukan di Panggung yang disediakan berukuran 6 x 6 meter dan dengan ketinggian dua meter.
Banyak warga percaya semakin banyak luka gores dan darah mengucurkan ditubuh pemain akibat cambukan, maka semakin banyak hujan yang akan turun.
Selain bertujuan untuk meminta hujan turun karena musim kemarau panjang melanda daerah tersebut, kesenian Tiban digelar untuk hiburan masyarakat dan untuk melestarikan tradisi nenek moyang.
Baca Juga: