Tradisi Popokan di Semarang Jadi Simbol Tolak Keburukan


Sejumlah warga saling melempar lumpur dalam tradisi Popokan di Desa Sendang, Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/9).(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
MerahPutih Budaya - Sejumlah warga saling melempar lumpur dalam tradisi Popokan di Desa Sendang, Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/9).
Tradisi Popokan merupakan sebuah upacara adat lempar lumpur yang diperingati pada bulan agustus tepatnya hari jumat kliwon. Warga saling melempar lumpur namun tidak ada emosi disini mereka melaksanakan dengan suka cita, demikian juga penontonya jika terkena lemparan tidak boleh marah karena kata orang dulu orang yang terkena lemparan lumpur maka niscaya mendapat berkah.
Tradisi ini turun temurun warga desa tersebut menjadi simbol penolakan segala keburukan yang berpotensi masuk ke desa, dan wujud rasa syukur warga terhadap hasil panen yag melimpah.
Tradisi ini bermula ketika ada gangguan dari seekor macan yang mengancam warga, merusak tananaman dan meneror warga desa Sendang.
Namun diusir memakai senjata macan tidak mau pergi warga sempat takut dibuatnya, setelah itu ada seorang pemuka adat yang menyarankan agar macan tersebut diusir menggunakan tanah atau lumpur sawah dan yang terjadi macan pun pergi warga dengan suka cita merayakannya dengan lempar lumpur yang sekarang menjadi tradisi dan identitas warga desa Sendang.
Popokan sendiri bermakna pembersihan diri atau bisa diartikan menghilangkan kejahatan atau keburukan tidak harus dengan kekerasan.
Baca Juga:
1. Mengenal Tradisi Pladu dari Tulungagung
2. Parade Budaya di Festival Senggigi 2015
3. Semarak Tari Jaran Kepang Massal di Boyolali
4. Menengok Segala Hal tentang Batak di Museum TB Silalahi
5. Parade Budaya Sail Tomini 2015 di Sulawesi Penuh Warna-Warni