Mengenal Ragam Tarian Perang di Festival Budaya Melanesia

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Jumat, 30 Oktober 2015
Mengenal Ragam Tarian Perang di Festival Budaya Melanesia

Tarian Reba Ngada. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Budaya - Festival Budaya Melanesia yang dibuka oleh Mneteri Pendidikan dan Budaya (Mendikbud) Anies Baswedan telah berakhir dengan penampilan kesenian yang diadakan selama dua hari ini menjadi penutup perhelatan tersebut, Kamis (29/10) malam.

Festival Budaya Malenesia dihadiri oleh enam negara. Diantaranya Fiji, Papua Nugini, Timor Leste, Caledonia Baru dan Kepulauan Salmon, termasuk Indonesia.

Festival Budaya Melanesia juga menampilkan beragam tarian lainnya, termasuk tarian perang. Tarian perang yang ikut memeriahkan Festival Budaya Melanesia yakni berasal dari Kupang, Papua dan Maluku.

Sejumlah penari dari Kabupaten Ngada meniup suling dari bambu untuk mengiringi tarian adat Reba dalam acara festival budaya Melanesia malam kedua di Kupang, NTT, semalam.

Tarian Reba merupakan tarian terpenting dalam pesta Reba Ngada yang mengisahkan tentang pesan persatuan warga di Kabupaten Ngada.

Festival Budaya Melanesia juga memperkenalkan kesenian Vuthu dari Fiji, berupa nyanyian tradisional yang mengisahkan kedatangan agama Kristen di tanah mereka. Nyanyian gregorian bercampur dengan vokal bertempo cepat dalam bahasa setempat.

 

BACA JUGA:

  1. Mengenal Tradisi Pladu dari Tulungagung
  2. Parade Budaya di Festival Senggigi 2015
  3. Semarak Tari Jaran Kepang Massal di Boyolali
  4. Tradisi Popokan di Semarang Jadi Simbol Tolak Keburukan
  5. Menengok Situs Budaya Moraya yang Rusak Tak Terurus
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan