Menelisik Sejarah Situs Payak di Yogyakarta


Situs Payak di Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Budaya - Awalnya, pada tahun 1960-an, belum tampak adanya tanda-tanda peninggalan sejarah berupa situs di Kelurahan Payak, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta. Baru pada tahun 1970, secara tidak sengaja, warga menemukan benda yang dicurigai peninggalan sejarah.
Kala itu, warga tengah melakukan penggalian batu. Memang di sekitar temuan tersebut, warga selalu menggali batu. Namun, waktu itu, pada posisi dan kedalaman tertentu, ditemukan benda berupa batu putih yang tersusun rapi.
Sepuluh tahun kemudian, tepat tahun 1980, pemerintah beserta ahli arkeolog melakukan penelitian, setelah digali dengan kedalaman sekira 3 meter dari permukaan. Tim peneliti menemukan arca-arca, di antara arca Dewa Siva dan arca Dewa Siwa. Di bawah arca ditemukan pula wadah peripih dengan lubang sebanyak 17 buah. Diperkirakan, lubang 17 buah tersebut melambangkan Wastupurusamandala (bagian dari ragam kepercayaan umat Hindu).
Kondisi arca Dewa Siva hanyalah berupa relung. Sementara arca Dewa Siwa relatif masih utuh. Sejak saat itu pula area ini disebut Situs Payak, sebuah nama yang didasarkan pada lokasi temuan.
Sayangnya saat ini, arca Dewa Siwa tidak bisa lagi ditemukan di Situs Payak. Pasalnya, Balai Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) DI Yogyakarta telah memindahkan ke lokasi aman di BPCB. "Dipindahkan untuk keamanan dan penjagaan," kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB DI Yogyakarta, Wahyu Astuti, kepada merahputih.com, melalui aplikasi chat, Selasa (15/3).
Berdasarkan penelitian objek arca tersebut, diperkirakan bangunan situs ini dibangun pada abad ke-9 masehi. Meski demikian, perkiraan ini bukan simpulan valid pembangunan awal situs. Ada yang menyatakan bahwa Situs Payak merupakan peninggalan Majapahit. Namun, menurut BPCB, Situs Payak merupakan peninggalan Mataram Hindu. "Bukan peninggalan Majapahit, tapi Mataram Hindu," kata Wahyu Astuti.
Terlepas dari kemungkinan awal pembangunannya, Situs Payak diyakini para ahli sejarah dan arkeolog sebagai tempat peribadahan umat Hindu pada masa lalu. Di situs ini dijadikan tempat penampungan air suci. Dari penampungan ini, umat Hindu mengambil air suci untuk kemudian melanjutkan ritual ibadahnya. (fre)
BACA JUGA:
- Pemerhati Sejarah: Kisah Nusantara Banyak Campur Tangan Asing
- Cari Naskah Asli Supersemar, Sejarahwan: Coba Geledah Jalan Cendana
- Goa Jepang, Destinasi Wisata Sejarah di Kaki Gunung Merapi
- Wayang Kertas, Dolanan Asli Anak-Anak Yogyakarta
- Serabi Notosuman, Jajanan Khas Solo yang Populer di Yogyakarta
Bagikan
Berita Terkait
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali

Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya

Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar

Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis

AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'

Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui

Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai

Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera

Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur

Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
