Melirik Sejarah Hari Perempuan Dunia

Aang SunadjiAang Sunadji - Minggu, 08 Maret 2015
Melirik Sejarah Hari Perempuan Dunia

Sejumlah peserta Carnival Run bergembira saat memperingati Hari Perempuan Internasional, di Universitas Surabaya (Ubaya), Minggu (8/3). (Antara Foto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional- Saat ini peranan perempuan tidak bisa ditepiskan. Sangat diperlukan oleh keluarga, bahkan perusahaan. Dahulu sebelum tahun 1909, kisah perempuan menorehkan sejarah yang tak bisa dilupakannya. Ketika itu misalnya, di masyarakat Yunani Kuno, Lysistrata menggalang gerakan perempuan mogok berhubungan seksual. Karena itulah tak heran jika diadakan Hari Perempuan Internasional. Bagaimanakah sejarahnya tiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Dunia?

Perempuan dunia merupakan kisah perempuan biasa yang menorehkan catatan sejarah. Kisah perjuangan berabad-abad lamanya untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, seperti juga kaum laki-laki. Contohnya saat itu seperti di masyarakat Yunani Kuno, Lysistrata menggalang gerakan perempuan mogok berhubungan seksual dengan pasangan (laki-laki) mereka untuk menuntut dihentikannya peperangan. Begitujuga dalam revolusi Prancis, perempuan Paris berunjuk rasa menuju Versailles sambil menyerukan 'Kemerdekaan, kesetaraan dan kebersamaan' menuntut hak perempuan untuk ikut dalam pemilu.

Ide untuk memperingati hari Perempuan Sedunia sebetulnya telah berkembang sejak seabad yang lalu ketika dunia industri ini sedang dalam masa pengembangan dan pergolakan, peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan pemunculan paham-paham radikal. Berikut ini adalah kronologi singkat dari beberapa kejadian penting yang mengiringi perjalanan Hari Perempuan Sedunia. Berdasarkan tulisan Lembaga Bantuan Hukum untuk perempuan, LBH Apik, sejarah tersebut dapat dilihat dari perkembangan perempuan tiap tahunnya. (Baca: Aksi Perempuan Indonesia di Hari Perempuan Dunia)

Tahun 1909. Dalam rangkaian pendirian Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati pada tanggal 28 Februari di Amerika Serikat. Hari hari tersebut kemudian terus diperingati perempuan pada setiap hari minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.

Tahun 1910. Pertemuan kelompok sosialis internasional di Copenhagen, Denmark, memutuskan untuk memiliki Hari Perempuan Internasional sebagai penghormatan atas hak-hak asasi perempuan dan mendorong diperolehnya hak suara bagi semua perempuan di dunia. Keputusan ini diterima secara bulat oleh semua peserta yang diikuti oleh lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, termasuk tiga perempuan pertama yang dipilih sebagai anggota parlemen Finlandia. Pada saat itu, mereka belum memutuskan pada tanggal berapa peringatan hari tersebut akan diadakan.

Tahun 1911. Sebagai tindak lanjut dari keputusan yang telah diambil setahun yang lalu, Hari Perempuan Seduani untuk pertamakalinya diperingati (pada tanggal 19 Maret) di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss, dimana lebih dari sejuta perempuan dan laki-laki bersama-sama turun kejalan. Selain hak untuk ikut serta dalam pemilu dan posisi di dalam pemerintahan , mereka menuntut hak bekerja, kesempatan memperoleh pelatihan, dan penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan. (Baca: Perempuan Indonesia Anti Korupsi Perintahkan Jokowi Berantas Korupsi)

Kurang dari seminggu sejak peringatan tersebut, pada tanggal 25 Maret terjadi insiden tragis di New York yang menewaskan lebih dari 140 buruh perempuan yang kebanyakan adalah imigran asal Italia dan Yahudi. Kejadian ini sangat mempengaruhi peraturan perburuhan di Amerika Serikat dan kondisi kerja yang menyebabkan insiden ini terjadi kemudian dikecam habis-habisan selama peringatan Hari Perempuan Internasional tahun berikutnya.

Tahun 1913-1914. Sebagai bagian dari upaya perdamaian yang berkembang selama berlangsungnya Perang Dunia I, perempuan Rusia memperingati Hari Perempuan Internasional untuk pertama kalinya pada hari Minggu terakhir bulan Februari 1913. Di belahan Eropa lainnya, pada atau sekitar tanggal 8 Maret di tahun berikutnya, perempuan berunjuk rasa baik untuk memprotes perang maupun sebagai ungkapan solidaritas kepada saudara-saudara perempuan di manapun juga.

Dan tahun 1917. Karena dua juta tentara Rusia terbunuh dalam perang, perempuan Rusia sekali lagi turun kejalan pada hari minggu terakhir di bulan Februari menyerukan "Roti dan Perdamaian". Para pemimpin politik menentang unjuk rasa tersebut, tetapi para perempuan ini tetap bertahan. Dan sejarah mencatat bahwa empat hari kemudian, Czar (raja) turun tahta dan pemerintahan sementara mengakui hak perempuan untuk ikut serta dalam pemilu. Hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 23 Februari di Kalender Julian yang digunakan di Rusia atau tanggal 8 Maret menurut kalender Gregorian (kalender Masehi yang juga kita gunakan). Dan sejak saat itulah Hari Perempuan Sedunia diperingati pada hari yang sama oleh perempuan di seluruh dunia.

Berbeda dengan Wikipedia, tertulis Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahun. Ini adalah sebuah hari besar yang dirayakan di seluruh dunia untuk memperingati keberhasilan kaum perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial. Di antara peristiwa-peristiwa historis yang terkait lainnya, perayaan ini memperingati kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada 1911 yang mengakibatkan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya.

Gagasan tentang perayaan ini pertama kali dikemukakan pada saat memasuki abad ke-20 di tengah-tengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi yang menyebabkan timbulnya protes-protes mengenai kondisi kerja. Kaum perempuan dari pabrik pakaian dan tekstil mengadakan protes pada 8 Maret 1857 di New York City.

Para buruh garmen memprotes apa yang mereka rasakan sebagai kondisi kerja yang sangat buruk dan tingkat gaji yang rendah. Para pengunjuk rasa diserang dan dibubarkan oleh polisi. Kaum perempuan ini membentuk serikat buruh mereka pada bulan yang sama dua tahun kemudian.

Di Barat, Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tahun 1910-an dan 1920-an, tetapi kemudian menghilang. Perayaan ini dihidupkan kembali dengan bangkitnya feminisme pada tahun 1960-an. Pada tahun 1975, PBB mulai mensponsori Hari Perempuan Internasional. (aku)

#Aktivis Perempuan #Hari Perempuan Sedunia
Bagikan
Ditulis Oleh

Aang Sunadji

Coffee is a life

Berita Terkait

Fashion
Tetap Nyaman Gunakan Innerwear di Setiap Fase Kehidupan Perempuan
Perempuan harus menggunakan produk innerwear yang tepat.
Ikhsan Aryo Digdo - Rabu, 08 Maret 2023
Tetap Nyaman Gunakan Innerwear di Setiap Fase Kehidupan Perempuan
Bagikan