Aksi Perempuan Indonesia di Hari Perempuan Dunia

Aang SunadjiAang Sunadji - Minggu, 08 Maret 2015
Aksi Perempuan Indonesia di Hari Perempuan Dunia

Sejumlah buruh perempuan membawa poster pelindungan dan penghentian diskriminasi terhadap perempuan saat melakukan aksi Hari Perempuan Internasional di Bundaran HI,Jakarta,Minggu (8/3). (Antara Foto)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional- Hari ini 8 Maret 2015 merupakan hari Perempuan sedunia. Momen yang bersejarah bagi perempuan ini diperingati di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Di tempat Car Free Day (CFD) para perempuan orasi ke publik yang mempermasalahkan krisis perempuan.

Aksi tersebut dicetuskan oleh Komite Persatuan Perjuangan International Women's Day (KPPIWD). Di dalam KPPIWD ini ada dari SGBN FPBI, Frontjak dan LBH Jakarta.

Krisis perempuan Indonesia yang diciptakan oleh rezim neoliberal yang menata dunia melalui regulasi. Itulah yang diteriakan oleh KPPIWD. Mereka mencoba mengingat kembali kaum buruh perempuan dengan kesetaraan delapan jam kerja.

KPPIWD juga menggugat era Presiden Jokowi. Mereka menilai sebagai rezim budak neoliberal dengan fakta-fakta yang dikatakan di dalam orasi tersebut. Menurut KPPIWD, akibat buruh migran, jutaan perempuan di dorong menjadi buruh migran. Namun tidak memberikan perlindungan yang layak. (Baca: Perempuan Indonesia Anti Korupsi Perintahkan Jokowi Berantas Korupsi)

Peringatan hari perempuan sedunia juga diperingati di Bandung. Perempuan Kota Parahyangan tersebut mengumpulkan 3.200 kain perca sebagai dukungan terhadap pemberantasan korupsi di Tanah Air.

Kain-kain perca itulah yang membuat simbol tangan sebagai sikap tegas perempuan atas perbuatan tak terpuji tersebut sekaligus ingin melindungi keluarganya dari perbuatan korupsi. Karena itu, kain-kain itu akan dijahit menjadi satu guna menegaskan tekad mereka melakukan perubahan.

Sely Martini, penggiat PIAK Bandung mengatakan, kejahatan korupsi sudah masuk ke ranah keluarga. Ini merupakan alert atas bencana besar. Perempuan menghadapi ini harus berjaga-jaga. Sudah banyak kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, misalnya menurut Sely adalah kasus Bupati Karawang, kasus korupsi proyek pengadaan Al-Quran, dan Kasus Gubernur Banten.

Gerakan yang dilakukannya ini merupakan gerakan yang berbeda. Kenapa? "Kami sebagai perempuan selalu mengayomi dan melindungi, mengedepankan perlawanan yang damai hening tanpa harus teriak-teriak," ucap Sely. (aku)

#Aktivis Perempuan #Hari Perempuan Sedunia
Bagikan
Ditulis Oleh

Aang Sunadji

Coffee is a life

Berita Terkait

Fashion
Tetap Nyaman Gunakan Innerwear di Setiap Fase Kehidupan Perempuan
Perempuan harus menggunakan produk innerwear yang tepat.
Ikhsan Aryo Digdo - Rabu, 08 Maret 2023
Tetap Nyaman Gunakan Innerwear di Setiap Fase Kehidupan Perempuan
Bagikan