Kurs Rupiah Menguat Jelang FOMC Meeting


Seorang petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Pusat BNI Jakarta, Senin (12/10). (Foto Antara/Wahyu Putro A)
MerahPutih Keuangan - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mulai menguat menyusul data perumahan Amerika yang jeblok. Kurs dollar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di perdagangan New York.
Selasa (27/10) pagi, kurs rupiah berdasarkan data Bloomberg menguat 18 poin atau setara 0,13 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada di posisi Rp13.630 per dollar AS. Sementara gerak rupiah hari ini diproyeksikan akan berada di kisaran Rp13.557-Rp13.639 per dollar AS.
Mengutip data Yahoo Finance, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpantau di posisi Rp13.629 per dollar AS. Rupiah menguat dibandingkan penutupan kemarin sore, di level Rp13.660 per dollar AS.
Menurut Departemen Perdagangan, seperti dilansir dari AFP, sebagaimana dikutip dari Antara, penjualan rumah keluarga tunggal baru di AS pada September 2015 berada di tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 468.000 unit, jauh di bawah konsensus pasar 549.000 unit.
Hasil riset Samuel Sekuritas memaparkan volatilitas tinggi rupiah diperkirakan masih akan tetap terjadi menjelang FOMC meeting di tengah minggu ini tetapi pada hari ini sepertinya sentimen pelemahan dolar bisa sedikit membantu rupiah untuk menguat.
Namun, penguatan rupiah gagal diikuti indeks saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka ambruk terseret pergerakan bursa saham global.
IHSG merosot 24,76 poin atau setara 0,5 persen ke level 4.666. Sementara indeks saham unggulan LQ45 turun tipis 6,54 poin ke 806 dan JII melemah 5,04 poin ke 618.
Hampir seluruh sektor terhempas ke zona merah. Sektor pertambangan menjadi satu-satunya yang menguat tipis sebesar 0,34 poin. Sektor manufaktur dan perkebunan terpuruk ke posisi paling rendah.
Volume perdagangan saham yang ditransaksikan pagi ini dibuka sebanyak 200,4 juta lembar saham senilai Rp224,06 miliar. Sebanyak 50 saham menguat, 79 saham melemah, 63 saham stagnan, dan 368 saham tidak ada perdagangan. (Luh)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

Kebijakan Bank Sentral AS Bikin Rupiah Melemah, Tarif Trump Bakal Dorong Inflasi

Sri Mulyani Akui Rupiah Terkena Imbas Kebijakan Tarif Trump, Fundamental Diklaim Kuat

Sepekan Terakhir, Modal Asing Rp 2,36 Triliun Bersih Masuk Indonesia Dorong Rupiah Menguat Tipis

Penguatan Rupiah Bakal Didorong Isu Suku Bunga

Tekanan Trump ke Bank Sentral Amerika Bikin Rupiah Menguat

DPR Puji Langkah Taktis BI Hingga Rupiah Kokoh di Level Rp16.700, Pasar Keuangan Aman Terkendali
