Kesenian Buaya Putih Seserahan Ala Banten

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 21 Februari 2016
Kesenian Buaya Putih Seserahan Ala Banten

Tradisi buaya putih, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten. (Foto-foto: disbudpar.bantenprov.go.id)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Kesenian buaya putih merupakan salah satu dari banyak kesenian pertunjukan tradisional di wilayah Banten. Kesenian buaya putih berasal dari Padarincang, sebuah kecamatan di Kabupaten Serang.

Kecamatan Padarincang terletak kurang lebih 37 kilometer ke arah tenggara dari pusat Kota Serang. Padarincang merupakan salah satu daerah lumbung padi di Banten. Daerah ini merupakan wilayah yang subur karena dikelilingi pegunungan.

Kesenian buaya putih tepatnya berkembang di Kampung Curugahu, Desa Kadubeureum. Kesenian ini merupakan seni pertunjukan saat acara hajatan atau syukuran, terutama saat pernikahan. Kesenian buaya putih menjadi bagian tidak terpisahkan pada tradisi seserahan atau upacara tanda ikatan kekeluargaan kedua calon pengantin.

Iring-iringan keluarga pengantin pria diiringi oleh alunan musik, nyanyian, serta tari-tarian. Pusat arak-arakan ini, berada di bagian paling depan, adalah sebuah replika buaya putih. Replika inilah muasal nama kesenian ini.

Mengiring atau dalam bahasa setempat disebut ngarak. Buaya putih dibuat dari kerangka bambu dibentuk sedemikian rupa menyerupai buaya lengkap dengan kepala yang sedang menganga. Hiasan-hiasan dari janur kelapa dibuat menjutai mengelilingi pinggiran badan buaya. Buaya buatan ini dipanggul oleh empat orang yang mengenakan pakaian tradisional, diarak oleh pemain dan warga.

Replika buaya putih sebenarnya sebuah wadah untuk membawa keperluan hajat, misalnya hasil bumi di daerah keluarga si pria yang hendak menikah. Di bagian kepala buaya yang sedang menganga, diletakkan sebuah bakakak atau ayam bakar, atau makanan lain untuk digunakan sebagai tradisi saling menyuapi antara pengantin pria dan wanita. Buaya putih ini menjadi simbol status keluarga laki-laki berdasarkan ukuran dan isi di dalamnya.

Kesenian buaya putih sangat meriah karena melibatkan banyak orang untuk ikut serta, selain warga atau pihak keluarga. Dalam sebuah keterangan yang dirilis Dinas Pariwisata Banten, pemain kesenian buaya putih dimainkan oleh 40 orang.

Sebanyak 4 orang merupakan pembawa buaya putih yang memiliki panjang 8 hingga 10 meter, 4 orang bertugas memegang umbul-umbul pembatas barisan, 2 orang bertugas menjaga barisan depan, 2 orang memegang spanduk, 1 orang sebagai penarik penonton, dan setidaknya ada 10 orang penari mojang desa. Para pemain kesenian buaya putih mengiringi pengantin dan keluarganya.

Pemain yang berperan membawa buaya putih dituntut hati-hati sambil terus mengikuti iring-iringan musik. Buaya putih ini dikendalikan oleh seorang pawang yaitu Ma Ijah. Kemeriahan kesenian buaya putih tidak lepas dari seni musik tradisional yaitu sebanyak 14 orang pemain musik bernama rudat. Rudat ini merupakan musik pengiring dengan alat musik tradisional gending paria ria, kemplongan, dan gembrung.

Pada perkembangannya, kesenian buaya putih juga dilangsungkan tidak hanya untuk acara pernikahan. Acara hajatan di wilayah padarincang seperti sunatan, syukuran rumah, bahkan acara kesenian pertunjukan umum. Jika Anda melancong ke Banten khususnya Serang, mendapat kesempatan untuk ikut serta dalam kesenian buaya putih tentu memberikan pengalaman yang sangat berharga.


BACA JUGA:

  1. Mengenal Masyarakat Adat Citorek di Banten
  2. Selain Suku Baduy, Ada Masyarakat Adat Cisungsang di Banten
  3. Yuk Jalan-jalan ke Kampung Gerabah di Anyer Banten
  4. Golok Ciomas Senjata Khas Jawara Banten
  5. Danau Tasikardi Peninggalan Sultan Banten untuk Sang Ibunda

 

#Kesenian Buaya Putih #Kesenian Daerah #Kesenian Banten
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

ShowBiz
Seni Reak Juarta Putra akan Menggempur Eropa Lewat 'Reak Invansion Tur'
Reak Invasion Tour akan menyambangi Denmark, Netherland, dan Norwegia.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 Oktober 2024
Seni Reak Juarta Putra akan Menggempur Eropa Lewat 'Reak Invansion Tur'
Tradisi
Mengenal Wayang Garing, Kesenian asal Banten yang Terancam Punah
Wayang Garing merupakan kesenian asal Banten yang jarang diketahui. Sayangnya, kesenian ini terancam punah karena tak ada regenerasi.
Soffi Amira - Kamis, 25 Juli 2024
Mengenal Wayang Garing, Kesenian asal Banten yang Terancam Punah
Bagikan