Ini Penyebab Nadia Marciano Gagal Raih Juara di Marciano CUP
Presiden of Event CIO 2015 yang juga Pengelola serta rider APM Equestrian Centre serta, Nadia Marciano (tengah), Rafiq Radinal (kiri) dan Adi Katompo (kanan) . (Foto: AnggiTiar/MerahPutih)
MerahPutih Olahraga - Andalan tuan rumah APM Equestrian Centre, Nadia Marciano gagal merebut raihan juara di Marciano CUP kelas bergengsi show jumping (lompat ringtangan) 125-130 dalam Kejuaraan Nasional Equestrian Cinta Indonesia Open (CIO) 2015.
Bertarung di arena Indoor APM Equestrian Centre, Tigaraksa, Banten, Minggu (01/11), Nadia sebenarnya nyaris membuat clear round. Namun sayang, Nadia gagal lantaran kuda yang dipacunya menjatuhkan penghalang di lintasan terakhir.
Selain Nadia, peserta-peserta top lainnya juga tersingkir di kelas ini diantaranya, Adi Katompo dengan kuda APM Nastello, Brayen Brata Coolen kuda Aragons Bo, Danny Rukmana dengan Casiopea.
Alhasil, raihan juara dipegang Andry Prasetyono dengan kuda Lady Dance (JPEC Sentul). Diurutan kedua, diperoleh Rider senior, Ferry Wahyu Hadianto dengan kuda Equinara Zandor (Equinara Arthayasa Kaltim) diikuti Denis Christian Sanjaya dengan kuda Greta 97 (Arthayasa Stable).
Nadia menuturkan dirinya belum terbiasa dengan arena Indoor yang di jalaninya dalam lomba tersebut. Menurutnya, ini merupakan lomba pertama kali baginya di arena indoor.
"Arena indoor dan out door sangat berbeda. Di indoor ini kuda-kuda kita lebih sensitif, karena banyak penonton. Kalau di out door kan penonton bisa lebih menjauh dari arena tapi kalau di indoor penonton lebih dekat dengan arena. Ini juga merupakan kompetisi pertama kami di arena indoor," ungkap Nadia.
Mesi demikian, Nadia mengaku cukup puas dengan pencapaiannya pada hari itu. "Saya sudah mencoba tampil sebaik mungkin dan hampir saja membuat clear round. Tapi itulah olahraga ada yang menang ada yang kalah. Tapi secara pribadi saya puas dengan hasil ini. " sambungnya.
Hal senada diakui Adi Katompo. Menurut langganan juara nasional kondisi lintasan indoor yang lebih kecil dibandingkan outdoor menjadi kendala yang cukup berarti. Selain itu, rumitnya desain lintasan diakui juga membuat persaingan menjadi lebih sulit.
“Lihat saja tadi persaingan cukup ketat, karena memang desain lintasannya sangat ketat dan butuh pertimbangan-pertimbangan matang. Yang pasti dengan adanya arena indoor ini sangat positif untuk meningkatkan kualitas rider dan juga kuda-kuda kita ke depan,” ungkap Adi yang sukses menjadi juara di kelas 140 cm.
Rafiq Radinal mengakui desain lintasannya sangat bagus sehingga membuat persaingan sangat menarik. Ia juga memuji kinerja para atlet dan juga kuda-kudanya yang mampu menyelesaikan lomba tanpa kendala.
“Kita akui lintasan kali ini cukup menarik karena memang dibuat oleh course designer yang levelnya FEI. Itu bisa dilihat dari persaingan di Marciano Cup tadi. Memang sayang di kelas 140cm pesertanya cuma sedikit, tapi itu tidak lepas dari kondisi cuaca yang panas sehingga banyak rider dan kuda yang kecapekan sehingga memilih tidak tampil di kelas tersebut,” papar Rafiq.
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Sukses Raih 91 Emas di SEA Games 2025, CdM Puji Dedikasi dan Semangat Juang para Atlet
Indonesia Raih 91 Emas, Lampaui Target di SEA Games 2025
Tim Indonesia Raih Posisi Kedua SEA Games Thailand 2025, Ukir Sejarah 30 Tahun
Berjaya di SEA Games 2025, Tim Indonesia Pertegas Posisi 'Raja' Panahan Asia Tenggara
Tim Cycling Indonesia Andalkan Mental Juara dan Dukungan Penuh Federasi, Kunci Kesuksesan Capai Target Medali SEA Games 2025
Aksi Basral saat Pulang Bawa Medali Emas SEA Games 2025, Tunjukkan Trik Skateboard Loncati Motor
Martina Ayu Tercepat di Triathlon Putri, Raihan Emas Tim Indonesia di SEA Games 2025 Thailand Tembus 81
SEA Games 2025: Tim Equestrian Indonesia Tampil Gemilang, Raih Emas Perdana
FIFA Rilis Tiket Lebih Murah untuk Piala Dunia 2026, hanya Rp 1 Jutaan
Kisah Basral, Atlet Skateboard Peraih Emas SEA Games, Pernah Beli Papan Rp 5.000 buat Latihan