Inflasi November 2015 Diprediksi Lebih dari 0,08 Persen
Pengamat ekonomi Indef Enny Sri Hartati (paling kanan) saat menjadi pembicara di acara diskusi Freeport Gate di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/11). (Foto Antara/Yudhi Mahatma)
MerahPutih Bisnis - Laju inflasi bulan November 2015 diperkirakan akan jauh lebih tinggi daripada realisasi Oktober 2015 sebesar 0,08 persen.
"Hal itu karena ada tekanan inflasi musiman menjelang November. Dan juga pengaruh depresiasi rupiah kemarin. Nah ini yang menyebabkan November akan terjadi inflasi," terang Direktur Eksekutif Institute for Development (INDEF), Enny Sri Hartati dalam acara diskusi Energi Kita bertema "Prospek Energi Baru di Tengah Pelemahan Ekonomi" di Gedung Dewan Pers, jalan Kebon Sirih No 32-34, Jakarta Pusat, Minggu (29/11).
Menurutnya, secara year to year (y to y) inflasi di bulan November 2015 akan lebih rendah dibandingkan inflasi bulan November 2014 sebesar 1,5 persen. Hal ini karena imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
"Artinya kalau kita bandingkan year on year (yoy) di bulan November 2015 pasti lebih rendah. Tapi untuk bisa jadi deflasi di bulan November 2015 itu sulit," ujarnya. (rfd)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Omzet Pedagang Kecil Terancam Ambruk Gara-Gara Larangan Jual Rokok, INDEF Sebut Potensi Pengangguran Terselubung Mengintai
Menko Airlangga Malah Senang Emas Sumbang Inflasi Terbesar, Ini Alasannya
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan
Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen
Kendalikan Harga, Inflasi Dipantau Setiap Minggu
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Inflasi Diklaim Terkendali, Rupiah Menguat
Alasan Bitcoin Jadi Solusi Investasi Menarik di Tengah Ancaman Inflasi
Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen