IHSG Dibuka Jeblok ke level 4.245
Pialang mendiskusikan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Jakarta, Senin (10/8). (Foto Antara/Yudhi Mahatma)
MerahPutih Bisnis-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan di bursa saham pagi ini. IHSG dibuka langsung ke zona merah mengikuti laju bursa saham di Asia.
Indeks saham melemah 8,9 poin ke level 4.245. Sedangkan indeks saham LQ45 tergelincir 0,51 persen ke level 708,15.
Sebanyak 45 saham menghijau. 57 saham lainnya diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 8.040 kali dengan volume perdagangan 208,17 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 247,52 miliar.
Sektor aneka industri memimpin penurunan sektor saham dengan penurunan 1,84 persen. Diikuti sektor saham perkebunan melemah 0,64 persen dan sektor saham barang konsumsi menurun 0,37 persen.
Sementara bursa saham Asia cenderung melemah. Indeks saham Jepang Nikkei turun 0,36 persen ke level 17.658. Diikuti indeks saham Singapura susut 0,74 persen ke level 2.781. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran 14.702. (Luh)
Baca Juga:
- Dipicu Data Manufaktur dan Badai, Harga Minyak Dunia Turun
- Akhir Pekan, Harga Emas Kembali Turun
- IHSG Ditutup Menguat 30.97 Poin
- Rupiah Gagal Lanjutkan Penguatan
- Pagi Ini, Rupiah Dibuka Masih Stabil
Bagikan
Berita Terkait
IHSG Menguat Meskipun Bursa Global Melemah, Berpotensi Tembus 8.000
IHSG Anjlok Saat Reshuffle Kabinet, Begini Respons Menkeu Purbaya
IHSG Meledak Tembus Rekor All Time High 8.000 Saat Prabowo Sampaikan Pidato Kenegaraan
Perang Israel-Iran Ganggu Sentimen Pasar, IHSG Berpeluang kembali Terpuruk
Penundaan Tarif Trump Bikin IHSG Naik
Antisipasi Pelemahan IHSG, BEI Kaji Pembukaan Kode Broker Imbas Kebijakan Trump
Rupiah Melemah dan IHSG Anjlok, Ketua DPR Dorong Ada Mitigasi
Pelemahan IHSG Berlanjut, Investor Lokal Alami Kepanikan
IHSG Kembali Dibuka Melemah, Tekanan Masih Berlangsung
IHSG Ditutup Melemah pada Penutupan Perdagangan Hari Pertama setelah Libur Panjang Lebaran, Analis Sebut Pengaruh Tarif Impor Baru AS