Idil Akbar: Konflik Golkar Berujung Perpecahan


Fungsionaris DPP Partai Golkar yang berseteru Priyo Budi Santoso dan Nurdin Halid bersalaman. (Foto: Antara)
MerahPutih Politik - Kemelut yang melanda Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) ada potensi untuk terpecah jika problem perebutan kekuasaan di antara mereka tidak terselesaikan. Konflik di Golkar bahkan lebih rawan perpecahan.
"Khususnya Golkar yang menurut saya lebih kompleks ketimbang PAN," kata pengamat politik Idil Akbar, ketika dihubungi merahputih.com, di Jakarta, Rabu (4/3).
Kondisi di PAN, kata Idil, relatif lebih bisa terkendali karena Hatta Rajasa sebagai pihak yang kalah tidak terlalu ngoyo untuk mempermasalahkan mekanisme meski suara yang diperoleh sangat tipis dengan Zulkifli Hasan.
Tapi di level bawah terutama para loyalis Hatta Rajasa mungkin punya pemikiran lain sebagai bentuk akumulasi kekecewaan.
"Salah satunya banyak di antaranya yang mundur dari PAN," sambung dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Padjajaran Bandung ini.
Fenomena tersebut, kata Idil, hanya bagian dari dinamika dalam perebutan jabatan ketua umum. Namun, dalam konteks Golkar, kompleksitas permasalahan diukur dalam dua hal, pertama, tidak adanya keinginan untuk islah dari kedua pihak (kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie) disebabkan keyakinan bahwa masing-masing merupakan kepengurusan DPP Golkar yang sah.
Kedua, panjangnya mekanisme penyelesaian persoalan dualisme kepengurusan. Mulai dari keputusan Menkumham yang melimpahkan kembali ke internal, lalu masuk ke pengadilan, pengadilan ke Mahkamah Partai dan saat ini Mahkamah Partai pun mengalami dilema keputusan yang pada akhirnya pula mengembalikan penyelesaian ini ke pengadilan melalui kasasi.(Baca juga: Mahkamah Partai Golkar Sahkan Kepengurusan Agung Laksono
Oleh Karena itu, kata Idil, PAN relatif lebih bisa menjaga ritme keberlangsungan partai meski didera dengan kehilangan sumber daya (kader).
"Sementara Golkar akan menemui banyak kesulitan, meski belum akan menemui titik nadir sebagai parpol. Pengalaman mereka sebagai parpol yang menguatkan itu," tandas Idil. (mad)
Bagikan
Berita Terkait
Presiden Prabowo Kasi Peringatan, Eddy Soeparno Tegaskan Menteri PAN Bekerja dengan Baik

Kader Partai Lain Loncat Gabung PSI, Jokowi Melihat Masa Depan Cerah

Pramono Bakal Tindak Bendera Partai yang Ganggu Keindahan Kota, Pasukan Oranye Jadi Andalan

Pegang SK Menkum, PPP Kubu Mardiono Ajak Agus Suparmanto Cs Gabung
Kata Menteri Hukum Soal Klaim 2 Ketum PPP Merasa Menang di Muktamar

Nasib Dua Ketua Umum PPP di Tangan Menkum, AD/ART Jadi Penentu

Prabowo Sentil Fenomena Gontok-gontokan di Tingkat Atas, Tak Masalah Beda Partai

Agus dan Mardiono Saling Klaim Kemenangan, Menkum: Dualisme PPP Diselesaikan Sesuai AD/ART

PPP Punya 2 Ketua Umum Hasil Muktamar ke-10 Ancol

Daftar Pengurus DPP PSI 2025-2030: Ketua Dewan Pembina Bapak 'J', 2 Politikus NasDem Jadi Petinggi
