Harga Minyak Naik Turun, Lifting Kekurangan 61.000 Bph


Perajin menunjukkan miniatur Rig pengebor minyak yang dibuat dari kuningan di Mutihan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Jumat (27/3). (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
MerahPutih Bisnis - Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) Fahmi Radhi menyatakan bahwa lifting (pengangkutan minyak yang telah siap jual) minyak nasional saat ini tidak mencapai target yang telah ditentukan. Menurutnya, tidak tercapainya realisasi lifting karena harga minyak saat ini masih naik turun. (Baca: Tim Tata Kelola Migas: Cadangan Minyak 10 Tahun Lagi Habis)
"Sulit tercapai target tersebut di tengah menurunnya harga minyak dunia," tutur Fahmi Radhi ketika dihubungi Merahputih.com, Jakarta, (9/4).
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi rata-rata lifting minyak sejak Januari 2015 hingga Maret hanya 764.000 barel per hari (bph). Di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P), lifting ditarget mencapai angka 825.000 bph. Dengan demikian, target lifting masih kekurangan 61.000 bph. (Baca: Jokowi-Jusuf Kalla Swastakan Listrik, Rakyat pun Takut)
Hingga akhir Maret, harga dua acuan harga minyak dunia, West Texas Intermediate (WTI) dan Brent, mengalami penaikan akibat koflik Timur Tengah. Terhitung, sejak awal Maret, harga WTI naik 6 persen atau berada di level 51 per barel US dollar. Sementara minyak acuan Brent berada di level 59,71 per barel US dollar. (rfd)
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Beda Data Produksi Migas Antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, Menteri Bahlih Klaim Lampaui Target APBN

Blok Ambalat Kembali Menghangat, Negosiasi Pengelolaan Bersama Masih Dibahas

Komisi XII DPR Dukung Kerja Sama Indonesia-Rusia di Bidang Migas dan Nuklir

Menteri Bahlil Tepuk Jidat, RI Impor BBM dari Negara Tidak Punya Minyak!

Bahlil Klaim Punya Bukti Ketergantungan Impor Migas Indonesia Sengaja Didesain

Pemerintah Tawarkan Blok Migas Cadangan Besar ke Perusahaan AS, Termasuk Wilayah Blok Bali

Prabowo Sebut Indonesia Punya Kekuatan dan Potensi, Banyak yang Ingin Memecah Belah

Lapangan Minyak Forel dan Terubuk Diresmikan sebagai Bentuk Swasembada Energi Nasional, Prabowo Klaim Negara Hemat Triliunan Rupiah

Impor Minyak Mentah dan Hasil Minyak Turun, Tapi Non Migas Melonjak

Pukat UGM Soroti Lemahnya Pengawasan Tata Kelola Migas, Desak Perbaikan Sistem dan Keterlibatan Publik
