Gerhana Matahari, Antara Mitos, Sains dan Kebesaran Tuhan

Ana AmaliaAna Amalia - Kamis, 03 Maret 2016
Gerhana Matahari, Antara Mitos, Sains dan Kebesaran Tuhan

Gerhana Matahari. (Foto: Screenshot Youtube)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Budaya - Fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) akan menyapa masyarakat Indonesia 9 Maret mendatang, pasalnya GMT kali ini sebagian besar melewati beberapa provinsi di Indonesia.

Gerhana matahari sering disangkut pautkan dengan hal-hal mistis, menurut pengamat gerhana, Muhammad Rayhan berbagai mitos membayangi peristiwa gerhana. Untuk itu, ia mengajak masyarakat berbagi pengetahuan untuk mengamati peristiwa GMT agar terbuka wawasan dalam memahami fenomena alam tersebut.

“Dulu, orang beranggapan bahwa matahari adalah dewa, jika sampai matahari tertutup oleh kegelapan, berarti matahari sudah dikalahkan oleh makhluk jahat, dan sebagainya. Sehingga, orang-orang akan serempak menolak aura jahat tersebut dengan membunyikan kentongan, dan yang lainnya. Ini terjadi saat ilmu pengetahuan belum memberikan jawaban, lain halnya dengan sekarang," ungkapnya dalam diskusi ‘Selamat Malam, Pagi’ yang diselenggarakan Tempo di Planetarium dan Observatorium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (25/02) lalu seperti yang dikutip dari lapan.go.id.

Lain halnya dengan orang Muslim, Islam mengajarkan agar mengerjakan salat sunah gerhana saat terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan, hal ini bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, karena fenomena gerhana merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.

"Telah terjadi gerhana Matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana Matahari karana wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam "Bahwasanya Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana, bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang demikian, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sehingga selesai gerhana." (HR. Bukhari & Muslim).

Sedangkan secara ilmiah, Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin mengawali presentasi dengan menyampaikan sejarah pengamatan dan proses terjadinya GMT. Ia memaparkan gerhana sebagai peristiwa astronomi suatu obyek yang menghalangi obyek lainnya. Berdasarkan teori Albert Einsteins, cahaya dibelokkan oleh suatu masa yang besar. Pada saat itu, gerhana pernah menjadi pembuktian dari teori fenomenal.

Ternyata, fenomena ini juga berdampak terhadap kehidupan hewan. Perubahan perilaku hewan akan sangat terlihat, antara lain burung berhenti berkicau, kehidupan menjadi sunyi, kelelawar keluar dari sarangnya, nyamuk juga semakin banyak mencari santapan, serta jangkrik yang mengeluarkan suara nyaringnya. Hal ini disebabkan, hewan-hewan tersebut mengalami kebingungan.

BACA JUGA:

  1. Tips Aman Melihat Gerhana Matahari Total Tanpa Pelindung
  2. Ini Jadwal Waktu Gerhana Matahari Total 9 Maret
  3. Festival Gerhana Matahari Total di Berbagai Wilayah Indonesia
  4. Gerhana Total, Komunitas Penjelajah Langit Kumpul di Tugu Yogyakarta
  5. Gerhana Matahari Total 9 Maret, Bumi Akan Kembang Kempis
#Sains #Gerhana Matahari
Bagikan
Ditulis Oleh

Ana Amalia

Happy life happy me

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan