Gandeng Bank Papua, Pemprov Papua Siap Beli Saham Freeport


Petugas dari satuan Brimobda DIY Satgas Amole III 2015 BKO PT Freeport Indonesia berjaga di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Minggu (20/9). (Foto Antara/Muhammad Adimaja)
MerahPutih Bisnis - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua siap membeli saham PT Freeport Indonesia (PTFI) yang akan dilepas kepada pemerintah Indonesia sebesar 20% secara bertahap. Pembelian saham Freeport tersebut salah satu rencananya dengan menggandeng Bank Papua.
Seperti diketahui, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, yang salah satunya mengatur divestasi saham dalam kegiatan usaha pertambangan mineral dan batu bara, penawaran saham hanya dapat ditawarkan secara berjenjang kepada pemerintah atau perusahaan Indonesia.
Dalam PP tersebut dijelaskan, bahwa divestasi saham harus ditawarkan terlebih dulu pertama kali kepada pemerintah pusat, bila pemerintah pusat tidak membeli dalam waktu 90 hari, lalu ditawarkan ke pemprov hingga pemerintah kota (pemkot) atau pemerintah daerah (pemda) setempat. Bila setelah 60 hari ditawarkan ke pemprov/pemkot tak berminat, maka ditawarkan ke BUMN atau BUMD, sampai akhirnya bila tak ada yang berminat juga, bisa ditawarkan ke perusahaan swasta nasional, bukan perusahaan asing.
Tahun ini, perusahaan tambang yang bermarkas di Phoenix, Arizona itu melepas 10,64 persen sahamnya. Saat ini, pemerintah Indonesia hanya memiliki 9,36 persen saham di Freeport. Sedangkan 10 persen lagi, untuk mencapai 30 persen pelepasan saham sesuai PP Nomor 77 Tahun 2014, akan dilakukan kemudian.
"Iya kami siap. Supaya perlahan-lahan masyarakat Papua ini bisa merasa memiliki bahwa ini adalah perusahaan kami," tutur Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Papua Charles Simaremare, dalam diskusi publik bertema 'Rakyat Menuntut Hak kepada Freeport', di Restoran Dua Nyonya, Jakarta Pusat, Minggu (25/10).
Namun, kata Charles, belum tahu berapa persen Pemprov Papua akan membeli saham dari perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu.
"Kami masih hitung, yang jelas kami akan memikirkan bagaimana langkah-langkah yang konkret untuk bisa mengambil alih saham Freeport. Apalagi sinyal sudah dibuka," katanya.
Sementara dari segi finansial, kata Charles, Papua memiliki daya tarik tersendiri sehingga investor atau perusahaan lain pasti mau membiayai.
"Kalau soal pendanaan, semua mata tertuju ke tanah Papua. Bukan hanya Freeport yang tertarik untuk invetasi di Papua. Mungkin kami akan mengundang perusahaan-perusahaan lain atau mungkin investor lain. Lalu untuk saat ini, badan usaha juga sudah ada yang berminat seperti Bank Papua," pungkasnya. (rfd)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Penggalian Lubang Suplai Makanan 7 Pekerja Tambang Freeport Terjebak Longsor Terhadang Lumpur

Semua Tewas, Ini Nama 4 Korban Helikopter Intan Angkasa Jatuh di Mimika Papua

Komunikasi dengan 7 Pekerja Terjebak Longsor Tambang Freeport Terputus Total

Terjebak 2 Hari, Ini Nama 7 Pekerja Korban Longsor Tambang Freeport

Insiden Longsor di Tambang Grasberg Freeport Menjebak Tujuh Pekerja, DPR Minta Keselamatan Jadi Prioritas Utama

Bahlil Terjunkan Tim ke Lokasi Longsor Freeport, Basarnas Siaga Tunggu Diminta Bantuan

Freeport Tutup Operasional Tambang Bawah Tanah Grasberg Demi Evakuasi Korban Longsor

Tambang Freeport Longsor, 7 Pekerja Masih Terjebak

Perasaan Terjebak dam Kecewa Musisi Saat Penyelenggara Gaet Sponsor Tambang Emas dan Tembaga

Berbagai Musisi Mundur dari Pestapora, Penyelenggara Akhiri Kerja Sama Dengan PT Freeport Indonesia
