Faisal Basri Kritik Pembelian Pesawat A350


Sejumlah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (23/6). (Foto Antara/M Agung Rajasa)
MerahPutih, Bisnis-Pengamat ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri sependapat dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli perihal rencana pembelian 30 pesawat Airbus A350 XWB oleh Garuda Indonesia. Menurutnya, pihak Garuda harus mengutamakan pertimbangan bisnis daripada gengsi.
Pesawat itu rencananya akan digunakan untuk mengembangkan medium and long haul network Garuda Indonesia dengan kemampuan untuk terbang non-stop dari Jakarta atau Bali ke Eropa. Namun, menurut mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas ini Garuda perlu ekstra hati-hati membuka tambahan rute baru ke Eropa. Pun, dengan rencana membuka penerbangan dengan rute ke Amerika Serikat.
Dikatakan Faisal, untuk ekspansi ke Eropa pihak Garuda Indonesia harus berpikir panjang, setidaknya untuk lima tahun ke depan.
"Sejauh ini Garuda hanya punya satu rute ke Eropa, yaitu Jakarta-Amsterdam (Schiphol)-London (Gatwick), pp. Itu pun tidak setiap hari. Sejauh pengalaman penulis, penerbangan rute Eropa tak pernah penuh. Terakhir, Juni lalu, dua kursi di sebelah penulis kosong," kata Faisal dalam laman blog pribadinya yang dikutip merahputih.com, Kamis (20/8).
Faisal menambahkan, Garuda kalah bersaing dengan maskapai Timur Tengah, semisal Qatar, Emirates, dan Etihad untuk rute ke Eropa. Frekuensi penerbangan mereka untuk rute Jakarta-Eropa jauh lebih banyak dari Garuda karena mereka memiliki jaringan mendunia.
"Pernah penulis memohon ke panitia seminar di Belanda agar dipesankan tiket Garuda. Dengan berat hati panitia tidak bisa memenuhi permintaan penulis karena harga tiket Garuda nyaris dua kali lipat lebih mahal dari MAS. Pada kesempatan lain, penulis bertugas keliling beberapa negara Eropa. Lagi-lagi tak menggunakan Garuda karena pertimbangan jauh lebih mahal dari maskapai Emirates yang akhirnya dipilih oleh kantor yang menugaskan penulis," sambung Faisal.
Faisal menyarankan Garuda memperkuat rute gemuk ke Timur Tengah. "Jamaah umroh yang sekitar 5.000 orang sehari perlu digarap serius. Jika A350 cocok untuk rute Timur Tengah, silakan pesan," katanya. Ia menambahkan rute domestik juga masih cukup besar potensinya untuk dikembangkan. Meningkatkan pangsa pasar domestik merupakan tantangan besar.
Sebelumnya, rencana Garuda Indonesia membeli pesawat Airbus A350 dipersoalkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. Mantan menteri koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu minta rencana pembelian 30 pesawat A350 senilai Rp266 triliun dibatalkan. Menurutnya, penambahan pesawat Airbus jenis A350 dengan pembiayaan China Aviation Bank diprediksi akan membuat maskapai milik BUMN itu bangkrut. Alasannya, penerbangan Garuda dengan rute ke Eropa selalu merugi. (Luh)
Baca Juga:
Rizal Ramli Punya Alasan Larang Pembelian Airbus A 350
Pesawat Garuda Jakarta-Denpasar Mati Listrik Sesaat Sebelum Take Off
Libur Lebaran, Garuda Naikkan 16 Persen Kapasitas
Bagikan
Berita Terkait
Pembelian 50 Pesawat Boeing Oleh Garuda Masih Tahap Negosiasi, Belum Capai Kesepakatan

Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?

Ketepatan Waktu Penerbangan Haji pada 2025 Capai 96,2 Persen atau Naik dari Tahun Sebelumnya, Menurut Garuda Indonesia

DPR Desak Garuda Minta Maaf Terbuka Usai Kasus iPhone Hilang

Perbaiki Citra, Garuda Indonesia Minta Usut Kehilangan Handphone Seorang Penumpang Saat Penerbangan Rute Jakarta-Melbourne

Anggota DPR Minta Kasus Hilangnya HP Penumpang Garuda Diusut Tuntas

Penumpang Kehilangan HP di Pesawat, Garuda Indonesia Lakukan Investigasi

Strategi Garuda Antisipasi Keterlambatan Penerbangan 246 Kloter Haji 2025: Siapkan 1 Pesawat Cadangan

15 Pesawat Di-grounded, Garuda Indonesia Tepis Isu Kesulitan Biaya

Supply Chain Global Terjadi Hambatan, Puluhan Pesawat Garuda Group Antre Pergantian Suku Cadang
