Engeline dan Akhir Drama Alibi Margriet Sang Ibu Angkat


Engeline bocah malang korban pembunuhan dengan tersangka ibu angkat, Margriet (foto: Fanpage Find Engeline)
MerahPutih Kriminal - Hari Minggu kemarin Kapolda Bali, Irjen Ronny F Sompie mengeluarkan pernyataan resmi kepolisian terkait status ibu angkat Engeline, Margriet Ch Megawe sebagai tersangka. Penetapan itu bagi publik bukanlah hal yang baru apalagi mengejutkan. Sejatinya khalayak ramai sudah lama, menunggu kapan polisi membidik Margriet, sang ibu angkat sebagai otak pembunuhan Engeline. Mengapa? Drama Margriet yang membawa lakon mencari anak yang hilang dengan cara berkoar-koar di media, baik media sosial sampai media massa tidak lebih dari sebuah alibi.
Teori alibi yang dibangun Margriet adalah mengalihkan perhatian publik seolah-olah Engeline kabur dan menghilang ke luar dari rumah, tapi diam-diam di dalam rumah sang ibu angkat mengamankan semua barang bukti yang berkaitan dengan proses pembunuhan bocah berusia delapan tahun itu. Sederhananya begini, dengan 'pura-pura' mencari ke luar perhatian orang ke dalam rumah bisa dialihkan sehingga tak ada kecurigaan sedikitpun bahwa sesungguhnya Engeline 'dihilangkan' di dalam rumah. Alibi seperti ini dalam novel-novel detektif atau cerita kriminal bukan kasus yang sulit dipecahkan. Margriet lupa bahwa plot 'drama' mencari Engeline yang hilang disusunnya hanyalah sebuah sorot balik atau penampakan alur mundur tentang peristiwa pembunuhan yang sebelumnya 'sudah' terjadi dalam rumah.
Upaya Margriet mengalihkan perhatian berhasil, setidaknya selama 21 hari. Semua pihak baik kepolisian dan lembaga pemerhati anak ramai-ramai mencari Engeline di luar rumah. Bahkan media televisi, koran, online dan media sosial ikut mencari Engeline gara-gara laporan anak hilang dari Margriet. Tapi satu hal yang aneh dari drama pencarian itu, setiap kali ada pejabat pemerintah maupun polisi tidak diizinkan untuk masuk ke dalam rumah. "Itu wilayah domestik, sebuah tempat privat yang tak ada hubungan dengan instansi pemerintah,"begitu pembelaan salah satu anak Margriet saat menolakan kehadiran Menteri Yuddy Chrisnandi dan Yohana Yembesi. Margriet dan anaknya lupa bahwa penolakan itu merupakan kata kunci, sekali lagi kata kunci bagi siapapun yang melek perkara kriminal bahwa jangan-jangan Engeline ada di dalam rumah tapi 'disembunyikan'.
Polisi melalui Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hery Wiyanto kepada merahputih.com yang dihubungi via telepon menyatakan, ada tiga alat bukti yang dipakai menetapkan Margriet sebagai tersangka, pertama: pengakuan AA, saksi mahkota yang bekerja sebagai pembantu di rumah Margriet. AA mengaku dirinya hanya menguburkan jasad Engeline. Sedangkan pembunuhnya adalah Margriet. Kedua: hasil pemeriksaan laboratorium forensik, yang teranyar menunjukkan bercak darah yang ada di kamar Margriet adalah darah seorang wanita dan itu cocok dengan sampel darah Engeline. Itu berarti proses pembunuhan terjadi di kamar Margriet. Ketiga: Hasil olah TKP. Untuk alat bukti ketiga ini, polisi memeriksa seluruh rangkaian kejadian mulai dari penemuan kubur sampai dengan sejauh mana keterlibatan Margriet dalam kasus pembunuhan Engeline. Apakah dengan renteten bukti yang begitu runut ini polisi masih bisa disebut menetapkan Margriet sebagai tersangka hanya karena tekanan publik?
Satu hal yang menjadi tanda tanya besar bagi semua orang, apa motif Margriet membunuh Engeline? Harta? Klaim asuransi? Semua masih serba misteri. Kalaupun harta, masa iya, seorang yang mengaku ibu angkat bisa berebutan harta dengan anaknya yang masih kecil sampai membunuh dengan cara sadis seperti itu? Margriet tak perlu membunuh jika ingin dapat semua harta, cukup bilang, Engeline kamu hanya seorang anak angkat, jadi semua harta milik mama. Selesai! Sulit diterima oleh akal sehat bahwa seorang ibu angkat, membunuh anaknya dalam rumah kemudian jadi selebritis dadakan di pelbagai media massa melalui drama mencari anak yang hilang. Tuhan tidak tidur, siapa yang menabur drama akan menuai karma.
Baca Juga:
Angeline Korban Drama Margareta Sang Ibu Angkat?
Jasad Angeline Ditemukan Terkubur di Bawah Kandang Ayam, Ibu Asuh Diamankan
Bagikan
Berita Terkait
Kemenlu Tingkatkan Keamanan Diplomat di Peru, Tempatkan Keluarga Zetro Ke Lokasi Lebih Aman

Tersangka Tim Pengintai Penculikan Kepala Cabang BRI Diringkus di Ungaran

Polisi Bagi 15 Tersangka Pembunuhan Kacab BRI ke 4 Kluster, Ini Peran Masing-Masing

Fakta Terbaru Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab BRI Ilham Pradipta

UGM Nonaktifkan Status Mahasiswa Dwi Hartono Tersangka Otak Pembunuhan Kepala Cabang BRI

Polisi ‘Pilah’ Peran 15 Tersangka Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI, Keterangan Antar Pelaku Saling Dicocokkan

Sosok Dwi Hartono, 'Sang Motivator' yang Diduga Jadi Otak Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI

15 Orang Jalani Proses Hukum, Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI

Misteri Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih: 15 Pelaku Ditangkap Polisi

Mengejutkan, Ada 'Oknum Aparat' di Balik Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI
