Embung Nglanggeran, Eksotisme Wisata Air di Yogyakarta


Embung Nglanggeran, Yogyakarta (Foto: Instagram @fahmijuhansyah)
MerahPutih Wisata - Embung Nglanggeran merupakan kata yang digunakan oleh orang Jawa untuk menyebut telaga buatan nan indah ini. Embung Nglanggeran adalah telaga buatan yang berfungsi untuk mengairi kebun buah di sekitar Gunung Api Purba Nglanggeran.
Selain sebagai sumber pengairan, Embung Nglanggeran juga difungsikan sebagai obyek wisata yang cukup banyak di kunjungi oleh para wisatawan yang ingin melihat pesona keindahan telaga buatan ini.
Embung Nglanggeran diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada bulan Februari 2013. Setelah itu, Embung Nglanggeran langsung menyedot banyak perhatian para wisatawan. Hal ini dikarenakan lokasinya yang unik dan pemandangannya yang indah.
Embung Nglanggeran terletak di pinggang Gunung Api Purba Nglanggeran. Lokasi embung dulunya merupakan sebuah bukit yang kemudian dipotong dan dijadikan telaga buatan.
Untuk bisa mencapai lokasi Embung Nglanggeran, Anda dan para wisatawan harus mendaki puluhan anak tangga yang berkelok-kelok. Memang sih tidak terlalu mudah dan pasti akan membuat Anda lelah. Namun, mata Anda akan disuguhi pemandangan telaga buatan yang indah ketika sampai dilokasi tersebut.
Mata Anda akan dimanjakan dengan pemandangan gugusan batu raksasa yang membentuk Gunung Nglanggeran. Di sisi lain Anda juga bisa memandang lembah menghijau hingga batas horison. Wisatawan yang mengunjungi Embung Nglanggeran dilarang untuk membuang sampah atau memancing di sekitar embung.
Anda juga tak perlu khawatir karena di kawasan Embung Nglanggeran terdapat gazebo yang bisa digunakan untuk Anda beristirahat sambil bersantai menikmati pemandangan yang masih asri di sekitar objek wisata tersebut.
Untuk sampai ke Embung Nglanggeran tidaklah sulit, karena akan ada banyak petunjuk yang membawa Anda ke sana. Sedangkan jika Anda ingin naik kendaraan umum, dari Jogja Anda bisa menaiki bus jurusan Jogja-Wonosari.
Anda bisa naik dari Teminal Giwangan atau dari Perempatan Ketandan dan turun di Patuk, kemudian dilanjutkan dengan naik ojek sampai tiba di lokasi yang terletak 500 meter di atas permukaan laut itu.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi

Melonjak Signifikan, 47.471 Penumpang Wisatawan WNA Manfaatkan KA di Daop 6 Yogyakarta

Hamzah Sulaiman Berpulang, Seniman dan Pengusaha di Balik House of Raminten
