DPD Minta Kemendikbud buat Kegiatan Baku MOS


Kegiatan MOS di sebuah sekolah di Jakarta (Foto Antara/Widodo S. Jusuf)
MerahPutih, Pendidikan-Wakil Ketua Komite II DPD, Fahira Idris meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendesain kegiatan baku Masa Orientasi Siswa (MOS) untuk diterapkan di seluruh sekolah. Hal tersebut menyusul ditemukan banyaknya pelanggaran yang dilakukan sekolah.
Padahal, saat ini sudah ada peraturan dan surat edaran yang melarang segala bentuk perpeloncoan dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mempermainkan dan merendahkan peserta didik baru.
"Kemdikbud diminta untuk mendesain kegiatan baku MOS untuk diterapkan oleh seluruh sekolah di Indonesia," tuturnya kepada merahputih.com, di Jakarta, Jumat (30/7).
Senator asal Jakarta ini menargetkan untuk tahun depan semua sekolah di Indonesia sudah mempunyai acuan resmi panduan kegiatan MOS. Mulai dari pilihan bentuk kegiatan, tema-tema materi yang harus disampaikan serta SOP apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan senior.
"Memang kesannya terlalu mendikte sekolah, tetapi sepertinya memang harus dibuat panduan hingga ke yang sifatnya teknis. Beberapa sekolah memang punya kreativitas membuat kegiatan MOS yang mendidik, tapi sangat banyak sekolah yang kegiatan MOS-nya tak jelas, dan kepala sekolah serta para guru hanya diam saja," sambungnya.
Berdasarkan pantuan langsung yang dilakukannya di lapangan dan laporan orang tua siswa, masih banyak ditemukan kegiatan MOS yang merendahkan dan mempermainkan peserta didik baru.
Meskipun, kekerasan fisik relatif tidak ada, tetapi masih ada kekerasan psikologis yang dialami siswa baru. Bahkan pasalnya, banyak orang tua yang mengeluhkan kegiatan MOS malah memberatkan mereka. Belum lagi harus ikut pusing mempersiapkan segala macam atribut, logistik (makanan/minuman), dan peralatan yang diperintahkan senior.
“Apa gunanya siswa disuruh datang pagi-pagi, disuruh bawa yang aneh-aneh, diperintahkan memakai atribut yang tidak pantas, diberi name tag bertulis panggilan yang merendahkan. Di sekolah dari pagi hingga sore menjalani kegiatan yang sama sekali tidak berguna. Tahun depan tidak boleh lagi ada kegiatan MOS seperti ini. MOS itu harus menyenangkan karena itulah esensi pendidikan,” tegasnya.
Dia menambahkan, seharusnya MOS yang digelar di tingkat SD, SMP, dan SMA seharusnya momentum yang paling tepat untuk membentuk karakter para siswa di seluruh Indonesia. Bahkan menurutnya, banyak materi dan kegiatan termasuk permainan yang bisa diberikan kepada para peserta didik baru untuk menambah ilmu dan membentuk karakter siswa baru.
“Harusnya MOS diisi dengan kegiatan dan materi yang muaranya ke pendidikan karakter. Ajarkan nilai-nilai kejujuran, sportif, kompetitif, disiplin, punya inisiatif dan berpikiran positif. Kenapa tidak diisi dengan sosialisasi bahaya narkoba atau miras? Kenapa tidak diisi dengan materi antikorupsi yang jadi penyakit besar bangsa ini?” pungkasnya. (rfd)
Baca Juga:
Libur Telah Usai, #HariPertamaSekolah Jadi Trending Topic
Hari Pertama Sekolah Pasca Lebaran
Bagikan
Berita Terkait
Lima Senator DKI Bersaing Ketat, Dailami Firdaus Raih Suara Terbanyak

Polisi Gelar Perkara Dugaan Tindak Pidana Pemilu Fahira Idris Senin, 19 Februari

Pelaku Penusukan Anak di Cimahi Layak Dihukum Mati

Pemerintah Diminta Tolak Usulan Penghapusan Daya Listrik 450 VA
