Dosen Paramadina: Mau Menang di Jakarta, Sjafrie Sjamsoeddin Harus Atasi Ketimpangan Sosial


Letjen (purn) Sjafrie Sjamsoeddin (Facebook)
MerahPutih Megapolitan - Tingginya ketimpangan sosial antara kelompok masyarakat yang berpunya dengan yang tidak berpunya di DKI Jakarta dinilai dapat memicu terjadinya konflik sosial yang secara langsung akan merugikan banyak pihak. Para calon kepala daerah di ibu kota negara ini harus memiliki kemampuan mengatasi persoalan tersebut
“Siapapun yang maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pengentasan ketimpangan sosial harus menjadi program prioritas saat ini. Dan saya kira Pak Sjafrie Sjamsoeddin, kalau mau menang dan sukses harus jadikan program pengentasan ketimpangan sosial tersebut sebagai agenda utama,” ucap Herdi Sahrasad, Dosen Pascasarjana dan juga Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Universitas Paramadina Jakarta kepada awak media di Jakarta, Selasa (24/5).
Herdi mengatakan dalam hitungan matematis ekonomi, ketimpangan di Ibukota sudah dalam taraf mencolok dan sudah terang benderang dapat dilihat sebagai di berbagai kawasan penduduk sehingga mengancam kohesi sosial masyarakat.
Dipaparkan oleh Herdi, Gini ratio atau indeks ketimpangan DKI Jakarta mencapai 0,41, atau pada urutan tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Juga lebih tinggi dari gini ratio nasional yang 0,38. Semakin besar angka gini ratio semakin besar tingkat ketimpangan. Angka 0,4 hingga 0,6 sudah termasuk kategori lampu kuning. Sedangkan, lebih dari 0,6 adalah rasio berbahaya, yang menunjukkan ketimpangan sosial ekonomi tidak lagi bisa ditoleransi.
Mantan jurnalis ini menambahkan untuk memenangi pemilihan Gubernur DKI Jakarta, dia menyarankan Letjen (purn) Sjafrie Sjamsoeddin untuk membangun silaturahim dan komunikasi dengan akar rumput agar saling mengenal sebab pepatah melayu mengatakan “tak kenal maka tak sayang”. Selain itu, menurutnya dibutuhkan juga strategi budaya sesuai dengan masyarakat urban Jakarta yang multikultural.
Adapun, mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat ini santer bakal digadang-gadang sebagai calon gubernur dalam pemilihan kepada daerah DKI Jakarta 2017. Pernyataan ini secara mengejutkan disampaikan Sandiaga Uno, pengusaha sekaligus kader Partai Gerindra ke media beberapa waktu lalu.
Menurut Sandiaga, Sjafrie yang pernah menjadi Pangdam Jaya pada 1997-1998 itu dipilih langsung oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ia mengatakan, deklarasi Sjafrie sebagai calon gubernur (cagub) DKI dari Gerindra akan dilakukan pada Juli mendatang.
BACA JUGA:
- Gerindra Disebut Usung Sjafrie Sjamsoeddin, Ini Tanggapan Gubernur Ahok
- Sandiaga Uno Optimis Dipilih Prabowo Maju Dalam Bursa Calon Gubernur DKI
- Dua Alasan Sandiaga Uno Idolakan Komjen Buwas
- Lawan Yusril, Wagub Djarot Siap Pasang Badan
Bagikan
Berita Terkait
Menko Polkam Sjafrie Sjamsoeddin Merespons Dugaan Pidana Ferry Irwandi yang Dilaporkan TNI ke Polda Metro

Menko Polkam Sjafrie Pastikan Indonesia Aman meski Masih Ada Demo

Mengenal Sosok Sjafrie Sjamsoeddin, Menko Polkam Baru Pengganti Budi Gunawan yang Pernah jadi ‘Tameng Hidup’ Presiden Kedua RI Soeharto

Ditunjuk Jadi Menko Polkam Ad Interim, Menhan Sjafrie Akui Belum Komunikasi dengan Budi Gunawan

Budi Gunawan Kena Reshuffle, Prabowo Tunjuk Menhan Sjafrie Jadi Menkopolkam Ad Interim

Ad Interim Adalah Jabatan Sementara, Sjafrie Sjamsoeddin Ditunjuk Jadi Menko Polkam

Arahan Prabowo untuk Anggota DPR Fraksi Gerindra: Harus Mawas Diri dan Jaga Ucapan serta Perilaku

Legislator Gerindra Malam Ini Kumpul di Kertanegara, Akses Jalan Depan Rumah Prabowo Ditutup untuk Umum

Profil Budi Gunawan yang Tersingkir dari Kabinet Merah Putih, Siapa Penggantinya?

Menhan: Presiden Instruksikan TNI-Polri Bertindak Tegas Jaga Stabilitas Nasional
