Dirut Bulog: Kalau dalam 15 Kg Beras Kutunya ada 10 Kg, Baru Kita Hancurkan
Presiden Joko Widodo mengecek tumpukan karung berisi beras yang diangkut truk ketika meresmikan penyaluran serentak beras miskin (raskin) dan operasi pasar beras tahun 2015. (Foto: antarafoto)
MerahPutih Nasional - Direktur Badan Urusan Logistik (Bulog) Lenny Sugihat menanggapi enteng keluhan masyarakat yang mengeluhkan beras miskin (raskin) banyak kutunya. Menurut dia wajar kalau ada kutunya beberapa ekor dalam 15 Kg beras.
"Dalam 15 kg ada berapa ekor kutunya dan harus relevan. Kalau bicara kutu kalau 15 kg ada 5 kutu, saya tanya ada kutunya beras di rumah? Tapi kalau 15 kg, kutunya 10 kg kita hancurkan," katanya di gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2). (Baca: Jokowi: Jangan Impor Beras!)
Menurut Lenny, pihaknya sudah berusaha meningkatkan kualitas beras pemerintah yang diurus Bulog. Termasuk menghindari kutu tersebut.
"Kita selalu usahakan yang jadi komitmen Bulog meningkatkan kualitas, tapi kita bisa hidari kok kutunya," kata dia. (Baca: Presiden Tegaskan Stok Beras Cukup)
Dia juga membantah, beras Raskin dicampur. Pasalnya, Bulog menyalurkan sendiri hingga titik distribusi. Dari titik distribusi tersebut, biasanya langsung ditangani oleh Pemerintah Daerah, kemudian aparat kelurahan dan desa yang lebih mengerti daerah penyebaran raskin. (mad)
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Warga di Wilayah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan Bisa Beli Beras SPHP di Atas 2 Pack Per Orang
Bangun 100 Gudang, Bulog Pakai Aturan Khusus
Stok Beras Pemerintah Bisa Rusak, Bulog Harus Percepat Penyaluran 1,5 Juta Ton Beras SPHP
Harga Beras Masih Dijual Melebihi HET di 51 Daerah
DPR Tegaskan Tumpukan Beras Bulog 3,8 Juta Ton Seharusnya Cukup untuk Tameng Subsidi, Bukan Jadi Alasan Cabut Izin Pedagang
Satu Juta Ton Usia Simpanan Beras Pemerintah Hampir 12 Bulan, DPR Minta Kurangi
Pedagang Beras yang Jual di Atas HET Diberi 'Kartu Kuning' dan Waktu Seminggu untuk Tobat, Kalau Masih Bandel Sanksi Menanti
Firman Soebagyo Dukung Bulog 'Naik Kelas' jadi Kementerian, Demi Kuasai Stok Beras Nasional
Wacana Penggabungan Bulog dan Bapanas, Komisi IV DPR: Jangan Sampai Reformasi Kelembagaan Justru Menambah Beban Baru
Bulog Jadi Pemasok Beras Premium Buat MBG