Dari Lapak Jamu Jadi Cafe The House of Raminten


The House of Raminten, rumah makan 24 jam yang berlokasi di Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Kuliner - Bagi sebagian wisatawan yang pernah berkunjung ke Kota Yogyakarta, The House of Raminten mungkin tidak asing lagi. Cafe angkringan unik ini banyak diburu wisatawan karena daya tariknya pada pesona Jawa yang ditampilkan.
Ternyata, cafe ini dirintis pendirinya, Hamzah Sulaeman, dari usaha lapak jamu. "Dulunya, Bapak Hamzah buka kedai jamu. Itu setelah beliau memutuskan pensiun dari mengurus Mirota. Beliau buka tempat jualan jamu itu karena ingin pelestarian saja. Makanya tempatnya waktu itu dibuat semenarik mungkin," papar Bayu, Manager The House of Raminten saat ditemui merahputih.com, di Jalan FM Noto, Kota Baru, Kota Yogyakarta, baru-baru ini.
Lapak jamu pun berkembang karena tingginya jumlah pelanggan. Bahkan, sebagian pelanggannya kala itu meminta agar lapak jamu menjadi konsep cafe.
(The House of Raminten. Foto MerahPutih/Fredy Wansyah)
Pada Desember 2008, lapak jamu resmi berubah menjadi cafe. Dengan mengutamakan konsep angkringan, cafe tersebut didirikan tanpa melupakan cita-cita pelestarian budaya Jawa.
"Namanya dikasih House of Raminten, supaya orang-orang tahu, inilah rumahnya Raminten," imbuh Bayu.
Raminten merupakan nama pentas Hamzah Sulaeman. Sambil menjalankan bisnis peninggalan orang tuanya, Mirota Group, Hamzah juga beraktivitas di seni peran. Ia dikenal sebagi aktor ketoprak humor. Dalam suatu waktu, ia memerankan tokoh perempuan Jawa yang pandai nembang dan menari. Tokoh perempuan yang ia perankan diberi nama Raminten, hingga akhirnya setiap panggung ketoprak yang ia mainkan selalu membawa sosok Raminten. (Fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Hamzah Sulaiman Berpulang, Seniman dan Pengusaha di Balik House of Raminten

5 Rekomendasi Kuliner di Jogja yang Tak Boleh Dilewatkan
