Cheng Beng, Abdi Setia yang Terlupakan, dan Putra Mahkota yang Terbuang

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 05 April 2016
Cheng Beng, Abdi Setia yang Terlupakan, dan Putra Mahkota yang Terbuang

Perayaan Cheng Beng. (Foto: Instagram/mellycen)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Perayaan Cheng Beng dilakukan warga keturunan Tionghoa dengan membersihkan makam leluhur. Kegiatan ini dilakukan sebagai penghormatan kepada mereka yang sudah meninggal. 

Menurut Pendeta Atma Gita Dharma, tradisi Cheng Beng dibawa ke Indonesia oleh orang-orang Tionghoa. Kegiatan yang dilakukan yakni berziarah dan membersihkan makam leluhur. 

"Yang dilakukan adalah membersihkan makam, melakukan penghormatan, dan berdoa. Memanjatkan doa dengan mengenang jasa para leluhur, dengan hati penuh cinta kasih," kata Atma di ujung telepon, Senin (4/4). 

Cheng Beng biasanya dilakukan saat akhir pekan atau liburan. Tradisi ini sudah dilakukan sejak dahulu kala. 

"Arti kata Cheng Beng atau Qing Ming adalah cerah dan terang. Hari itu dipilih karena selesai panen petani punya banyak waktu mengunjungi makam leluhur. Sehingga Cheng Beng menjadi kegiatan semua orang (Tionghoa)," sambungnya. 

Sedangkan mantan Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Budi S. Tanuwibowo menjelaskan, penghormatan kepada leluhur sudah sepatutnya dilakukan.  

"Sebagai rasa bakti terhadap leluhur, sudah sepatutnya kita mengenang dengan mengunjungi makamnya," ucapnya. 

Peringatan Cheng Beng juga dikenal sebagai Hari Han Shi Jie atau Festival Makanan Dingin. Hal ini merujuk kepada dongeng lama tentang putra mahkota Zhong Er dan pembantu setianya, Jie Zi Tui sekira 600 SM. 

Jie Zi Tui rela mengorbangkan satu kakinya untuk dimakan Zhong Er, yang kelaparan setelah terusir dari Istana. Saat menjadi raja Zhong Er melupakan Jie Zi Tui. 

Peristiwa itu menyakiti hati Jie Zi Tui yang lari ke hutan. Lantaran kesal tidak menemukan Jie Zi Tui di dalam hutan Gunung Mian, Zhong Er memerintahkan pasukan membakar hutan agar Jie Zi Tui keluar. Namun, nasib malang menimpa Jie Zi Tui yang tewas dalam kebakaran hutan tersebut. 

Jasad Jie Zi Tui kemudian dikuburkan di bawah bekas pohon Liu yang terbakar. Untuk membalas rasa penyesalannya Zhong Er memerintahkan rakyatnya memakan makanan dingin untuk mengenang peristiwa itu. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Han Shi Jie atau Festival Makanan Dingin.

Setahun kemudian Zhong Er berziarah ke makam abdi setianya itu. Saat itu terjadi peristiwa aneh. Pohon Liu yang dahulu terbakar kini tumbuh subur dengan bunga bermekaran nan indah. Hari tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai Han Shi Jie lalu berubah menjadi Hari Qong Ming atau Cheng Beng. (Ard) 

BACA JUGA: 

  1. Mengupas Esensi Perayaan Cheng Beng
  2. Pendeta Atma: Peringatan Cheng Beng Bukan Ritual Keagamaan
  3. Tahun Kabisat, Puncak Peringatan Cheng Beng Maju Sehari
  4. Warga Tionghoa Rayakan Cheng Beng
#Tionghoa #Cheng Beng
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Berita Foto
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Umat membagikan makanan untuk buka puasa bagi umat muslim di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Senin (10/3/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 Maret 2025
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Berita Foto
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Warga Etnis Tionghoa memilih berbagai pernak-pernik Imlek di Kawasan Pecinan Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (20/1/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Januari 2025
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Indonesia
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO), menerima masukan dari Komunitas Tionghoa terkait gedung Chinese Opera
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Indonesia
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Ridwan Kamil (RK) atau Bang Emil blusukan di Kawasan Glodok, Jakarta Barat, Rabu (23/10).
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Lifestyle
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Masyarakat Tionghoa memiliki sejumlah nilai filosofis yang kaya, dan salah satunya adalah keyakinan terhadap angka 8.
Pradia Eggi - Rabu, 24 Januari 2024
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Indonesia
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Beberapa kegiatan, di antaranya karnaval, bazar kuliner, dan panggung hiburan dan grebeg Sudiro sendiri merupakan bagian dari perayaan Imlek di Solo.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 Januari 2024
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Tradisi
Akulturasi Budaya Cirebon dan Tionghoa dalam Festival Pecinan Cirebon
Wujud nyata melestarikan kekayaan seni dan budaya Cirebon.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 04 Februari 2023
Akulturasi Budaya Cirebon dan Tionghoa dalam Festival Pecinan Cirebon
Indonesia
PITI Kunjungi MUI Pusat demi Kolaborasi Tuntaskan Masalah Keumatan dan Kebangsaan
PITI menggelar audiensi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pada Rabu (25/1).
Zulfikar Sy - Rabu, 25 Januari 2023
PITI Kunjungi MUI Pusat demi Kolaborasi Tuntaskan Masalah Keumatan dan Kebangsaan
Indonesia
PITI Kunjungi Muhammadiyah Kuatkan Sinergi Demi Merawat Harmonisasi Bangsa
Pengurus Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) masa bakti 2022-2027 mengunjungi Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, untuk menggelar silaturahmi pada Rabu, 18 Januari 2023.
Mula Akmal - Rabu, 18 Januari 2023
PITI Kunjungi Muhammadiyah Kuatkan Sinergi Demi Merawat Harmonisasi Bangsa
Indonesia
Usai Dilantik, Lexyndo Hakim: Lahirnya PITI Bukti Islam dan Tionghoa Sangat Dekat
Lexy berterimakasih kepada Pemerintah RI, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan semua stakeholder yang mendukung keberadaan PITI.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 30 Oktober 2022
Usai Dilantik, Lexyndo Hakim: Lahirnya PITI Bukti Islam dan Tionghoa Sangat Dekat
Bagikan