BI Memprediksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Meningkat
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi nasional. Bank Pembangunan Asia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sebesar 5,6%. Angka ini naik dibanding pertumbuhan 2014 sebesar 5,1%. (Foto: Antara)
MerahPutih Keuangan - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menilai meski masih pemulihan perekonomian global secara tidak merata, namun demikian hal ini masih tetap berpengaruh positif pada perekonomian nasional.
Hal tersebut juga dibahas dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa (17/2) seperti dikutip dari laman bi.go.id.
Menurut Tirta, pihak BI memperkirakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan tumbuh lebih tinggi dari prediksi semula. Sementara itu, ekonomi Jepang dan Tiongkok diperkirakan tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Adapun pemulihan ekonomi Eropa di perkirakan masih berjalan lambat seiring dengan tingkat keyakinan konsumen yang menurun dan ancaman deflasi.
“Kondisi tersebut telah mendorong European Central Bank (ECB) melakukan stimulus perekonomian melalui kebijakan Expanded Asset Purchase Program (EAPP),” papar Tirta seraya menyampaikan, rencana kebijakan stimulus moneter tersebut akan mendorong arus modal portofolio asing ke emerging market termasuk Indonesia, meskipun berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2014, menurut RDG BI, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun secara keseluruhan tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 melambat.
Disampaikan Tirta, pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2014 sebesar 5,01% (yoy) yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,92% (yoy), yang mengindikasikan bahwa siklus perlambatan ekonomi yang berlangsung sejak beberapa tahun terakhir telah melewati titik terendahnya pada triwulan III 2014.
“Perbaikan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didorong oleh meningkatnya permintaan domestik, khususnya investasi bangunan dan konsumsi pemerintah,” jelas Tirta seraya menyebutkan, konsumsi rumah tangga masih tetap kuat, meskipun sedikit melambat sejalan dengan kebijakan stabilisasi ekonomi. (Baca: BI Turunkan Suku Bunga Acuan Menjadi 7,50%, IHSG Menguat)
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor mencatat kontraksi yang cukup dalam, terutama akibat melemahnya permintaan negara emerging dan menurunnya harga komoditas. Meskipun pada triwulan IV 2014 sudah mulai membaik, secara keseluruhan pada 2014 pertumbuhan masih melambat menjadi 5,02%, lebih rendah dari tahun sebelumnya, sejalan dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan kebijakan stabilisasi makroekonomi. (bro)
Bagikan
Berita Terkait
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan