4 Orang Luka Parah dalam Kecelakaan Roller Coaster
Adinda Nurrizki - Rabu, 03 Juni 2015
Kecelakaan Roller Coaster. (CNN )
MerahPutih Internasional - Sebuah roller coaster atau halilintar yang beroperasi di taman hiburan Alton Tower, Inggris, mengalami kecelakaan. Kecelakaan ini menyebabkan empat orang penumpang luka parah.
Seperti dilansir CNN, semua penumpang berjumlah 16 orang. Mereka pun berhasil dievakuasi setelah helikopter penyelamat datang.
Empat orang yang terluka parah ini terdiri dari dua orang remaja perempuan dan dua orang remaja laki-laki. Mereka menderita luka serius pada bagian kaki.
"Ini kejadian mengerikan bagi semua orang di sini. Saya meminta maaf kepada semua korban yang terluka dan keluarganya, serta semua orang yang mengalami insiden ini," ujar Nick Varney, kepala eksekutif Merlin Entertainment yang beroperasi di Alton Towers.
Insiden ini pun masih dalam penyelidikan. "Keamanan pengunjung adalah hal utama bagi kami. Taman hiburan ini akan kami tutup sementara waktu," katanya.
BACA JUGA:
5 Taman Hiburan Paling Mendebarkan Dunia
Roller Coaster Tertinggi di Dunia Akan Segera Mengangkasa di Langit Orlando
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Tragis, Diduga Pengemudi Mengantuk, Mobil Travel Daytrans Bandung -Jakarta Kecelakaan di Tol Perbaleunyi hingga Sebabkan Korban Tewas
Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa
Simak Lirik Lengkap 'Mood Swings', Lagu Hit Superstar Muda Inggris Henry Moddie
Update Korban Ambruk Pondok Pesantren Al-Khoziny 104 Selamat dan 26 Meninggal Dunia
Kecelakaan Maut di Tol Jagorawi: Pengemudi Mobil Meninggal, Polisi Tak Temukan SIM
Tiga Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Runtuhnya Bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny
77 Santri Luka-Luka, 38 Orang Masih Dicari di Reruntuhan Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny
Sejarah Tercipta, Bendera Kedutaan Besar Palestina Pertama Kali Berkibar di London
Gelombang Dukungan Global: Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal Akui Negara Palestina
Inggris secara Resmi Akui Negara Palestina, Tandai Perubahan Signifikan Kebijakan Pemerintah 'Negeri Ratu Elizabeth'
