3 Makam Keramat di Kampung Pulo


Makam KH Kosim Bin Tohir salah satu ulama di Kampung Pulo yang dianggap Wali Allah (Foto MerahPutih/Fadli)
MerahPutih Megapolitan - Kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur yang terletak di bantaran Kali Ciliwung sudah rata dengan tanah. Pekan lalu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polda Metro Jaya (PMJ) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan penggusuran di kawasan resapan air.
Meski sempat terjadi ketegangan antara warga dan aparat keamanan, proses penggusuran tetap dilangsungkan. Warga yang dahulu tinggal di Kampung Pulo kini mendiami Rumah Susun (Rusun) Jatinegara Barat.
Rumah yang diami warga sejak lama kini sudah rata dengan tanah, namun sejumlah makam yang diyakini memiliki tuah di kawasan Kampung Pulo sama sekali tidak tersentuh penggusuran.
Setidaknya ada tiga makam yang diyakini warga sekitar sebagai makam keramat di kawasan Kampung Pulo. Bahkan makam keramat tersebut diyakini sudah berusia lebih dari 250 tahun.
Penasaran? Simak ulasannya
1. Makam Habib Muhsin Bin Husin Umar Al-Idrus
Makam Habib Muhsin diyakini sebagai makam keramat oleh warga sekitar dan sudah berusia lebih dari 250 tahun. Makam tersebut menyimpan banyak misteri dan kejanggalan. Pada malam hari bau wangi kerap keluar menyeruak dari makam keramat tersebut.
Ahmad (68) warga Kampung Pulo yang mengaku sudah mendiami Kampung Pulo sejak tahun 1954 menjelaskan kejadian-kejadian lain yang dianggap aneh dan dianggap tidak masuk akal adalah saat makam Habib Muhsin tidak mempan dilahap si jago merah.
Pada tahun 1950an terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan rumah-rumah warga dan pemukiman. Namun hebatnya kobaran api sama sekali tidak tersentuh kobaran api.
Selain mengeluarkan bau harum dan tidak mempan di bakar api, makam keramat Habib Husin juga tidak tenggelam diterjang banjir.
Pada tahun 2007 silam, DKI Jakarta dilanda banjir besar. Seluruh pemukiman di bantaran Kampung Pulo semuanya rata tergenang dengan air. Banjir yang mencapai atap rumah menyiasakan kotoran dan lumpur.
Namun demikian hal yang aneh, makam Habib Husin tidak tergenang air cukup tinggi. Meski sempat tergenang air, namun makam keramat tersebut sama sekali tidak kotor oleh sampah dan lumpur.
"Saat banjir besar, air sempat menggenangi makam, namun tidak mengotori makam, bahkan kelambunya," kata Ahmad.
2. Makam KH Kasim Bin Tohir
Said Sholeh bin Husin Al-Idrus (keturunan Habib Muhsin) yang juga tokoh masyarakat di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur menjelaskan bahwa makam KH Kasim bin Tohir selalu ramai dikunjungi peziarah.
Mereka yang datang ke makam KH Kasim bukan hanya berasal dari kawasan ibukota saja melainkan dari berbagai daerah di penjuru tanah air.
"Tiap hari selalu ramai. Ada yang datang dari Surabaya, Semarang dan Gresik," kata pria yang sehari-hari mengenakan kopiah dan gamis warna putih saat dijumpai Merahputih.com pekan lalu.
Ia menjelaskan semasa hidupnya KH Kasim bin Tohir aktif menyiarkan agama Islam dari kampung ke kampung. Sebagai seorang guru agama, KH Kasim bin Tohir memiliki moral tinggi dan menjalankan ajaran islam dengan teguh.
Setelah meninggal, makam KH Kasim bin Tohir juga selalu ramai disambangi peziarah. Mereka datang untuk silaturahmi dan mendoakan ahli kubur.
Sama seperti makam Habib Muhsin, makam KH Tohir juga kerap menampakkan keganjilan. Bau harum juga keluar menyeruak dari makam alim-ulama tersebut.
"Banyak warga yang mengaku sering melihat sinar terang muncul dari makam itu," sambungnya.
3. Makam KH Lukman Nur Hakim
Ahmad (68) sesepuh warga RW 02 Kampung Pulo, Jatinegara tidak tahu pasti asal-muasal KH Lukman Nur Hakim.
Warga yang mengaku sudah mendiami kawasan Kampung Pulo sejak tahun 1954 menjelaskan bahwa makam tersebut sudah ada sejak tahun 1930an. Ia mengaku memperoleh informasi tersebut dari ayah dan kakeknya.
Sama seperti Habib Muhsin bin Husin dan KH Kasim bin Tohir, makam KH Lukman Nur Hakim juga selalu ramai disambangi peziarah setiap hari. Rombongan peziarah berasal dari berbagai kota di tanah air. Mulai dari Bogor, Semarang, Gresik, Surabaya hingga Tuban.
Mereka datang ke makam KH Lukman Nur Hakim untuk mendoakan ahli kubur sekaligus meminta barokah dari ulama yang dianggap memiliki berkah dan karomah semasa hidupnya.
"Banyak banget yang dateng kesini," kata Ahmad saat dijumpai Merahputih.com pekan lalu.
Pria yang mengaku memiliki 3 cucu itu melanjutkan banyak para peziarah datang kembali mengunjungi makam KH Lukman Nur Hakim. Lantaran saat berziarah ke makam tersebut hati dan pikiran terasa sejuk.
Bukan hanya itu sejumlah peziarah juga melakukan tirakat (olah batin) dengan maksud dan tujuan tertentu.
"Banyak yang dateng lagi kesini. Mereka ngaku kalau keinginan dan hajatnya dikabulkan," tandasnya. (fdi/bhd)
BACA JUGA:
Tiga Kisah Misteri di Makam Habib Muhsin Kampung Pulo
Dua Kali Jokowi Ngalap Berkah di Masjid Keramat Luar Batang
Apa yang Dicari Menteri Puan di Masjid Keramat Luar Batang?
Diam-diam SBY Pernah Ziarahi Masjid Keramat Luar Batang
Mengintip Sumur Keramat Masjid Luar Batang
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Relokasi Pasar Hewan Barito, Penasihat PSI DKI: Gak Kusangka Ternyata Mas Pram Otoriter

500 Polisi Datangi Kebon Sayur Cengkareng, Warga Protes Adanya Intimidasi

Pramono Jamin Tak Ada Penggusuran Warga Kebon Melati Imbas Penataan Kali Ciliwung

Sosok Aura Cinta, Remaja Bekasi yang Berani ‘Lawan’ Dedi Mulyadi soal Penggusuran hingga Wisuda Sekolah

Cuma Simbolik di Serahkan Pramono, Warga Belum Diberi Kunci Kampung Susun Bayam oleh Jakpro
Warga Kampung Bayam Masih Belum Dapat Rusun

Warga Rawajati Jaksel Keluhkan Belum Terima Uang Ganti Rugi Penggusuran

Sambil Lesehan, Anies Sebut Pencabutan Pergub Penggusuran Lagi Diperjuangkan

Kampung Bambu Dekat JIS Digusur, Pemprov DKI: Supaya Lingkungannya Baik

Temui Massa Aksi, Wagub DKI Klaim Pergub Penggusuran dalam Tahap Pencabutan
