Presiden RI
Sukarno
Sukarno terlahir dengan nama Kusno Sosrodihardjo, pada 6 Juni 1902. Ayahnya, R Soekemi Sosrodihardjo seorang guru (onderwijzer) di Blitar, sementara ibunya berdarah Bali, bernama Ida Ayu Nyoman Rai.
Dia mendapat pendidikan Eropa, mulai Eerste Inlandse School (EIS), Europeesche Lagere School (ELS), Hogere Burger School (HBS), dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi Technische Hoogeschool (TH) atau ITB kini.
Semasa bersekolah HBS, Sukarno mondok di tempat kos tokoh berpengaruh Sarekat Islam, HOS Tjokroaminoto. Di sana, dia berkenalan dan sering berdiskusi dengan beragam tokoh pemuda teman sepondok seperti Musso, Alimin, Darsono, hingga Kartosoewiryo.
Sukarno kemudian aktif pada berbagai organisasi, mulai Jong Java cabang Surabaya, hingga mendirikan Algemeene Studie Club (ASC), kemudian Partai Nasional Indonesia. Aktifitasnya di PNI, membuat gerah pemerintah Belanda. Sukarno kemudian ditangkap, lalu dijebloskan di penjara Banceuy, kemudian pindah ke Sukamiskin.
Di hadapan pengadilan atau landraad Bandung, Sukarno menyampaikan nota pembelaan atau pledoi berjudul Indonesia Menggugat.
Berkat aktifitas politiknya, Bung Karno kerap jadi sasaran pemrintah. Dia kembali ditangkap berujung pembuangan ke Flores, dan Bengkulu. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Sukarno dan Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dia kemudian terpilih menjadi presiden pertama Republik Indonesia. (*)