ANCAMAN resesi global makin menjadi ketika Amerika Serikat turut terdampak. Banyak ekonom mewanti-wanti pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi jika resesi global ikut mengganggu permintaan komoditas global. Bahkan, dampaknya kian besar saat The Fed ikut bereaksi dengan menaikkan suku bunga lalu menyebabkan nilai tukar rupiah melemah atas dollar AS.
Alhasil, pelaku usaha berada di posisi maju kena mundur kena. Mereka harus putar otak benar-benar. Harus memiliki ketahanan modal untuk menanggung pembekakan biaya operasional dan produksi ketika memilih menahan harga jual. Sedangkan, bila menaikkan harga maka konsumen belum tentu menerima penyesuaian tersebut.
Dengan begitu, pelaku usaha khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus sesegera mungkin mengatur ulang strategi demi menghadapi ancaman resesi. UMKM memang terbukti andal di kala situasi ekonomi global hancur. Namun, jangan dilupakan para pelaku UMKM baru saja babak belur menghadapi gelombang pertama dan kedua pandemi.
Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Juli-Agustus 2021, seturut data Mandiri Institute, sebanyak 94,7 persen UMKM harus menghentikan operasinya lebih dari satu minggu dan 35,47 persen bahkan hingga dua hingga empat bulan.
Mereka lantas mengubah strategi berusaha agar bisa bertahan selama PPKM dengan 58,99 persen menghemat biaya operasional, 24,68 persen memberi diskon dan bonus, 3,86 persen mengembangkan usaha, ada pula 2,97 persen tak memiliki strategi khusus, 2,49 persen menutup lokasi usaha untuk fokus penjualan daring, dan hanya 0,53 persen mencari tambahan modal.
Meski begitu, UMKM tak bisa dielakkan sebagai pilar ekonomi nasional berkat kontribusinya terhadap 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB), bahkan 99 persen bisnis di Indonesia merupakan UMKM. Seturut pula UMKM jadi kunci penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif karena 84 persen UMKM mampu membuka lapangan pekerjaan dan 77 persen di antaranya menyerap tenaga kerja lokal.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bahkan menarget 30 juta UMKM go digital di 2024. Meski sekarang tercatat baru 19 juta, dan masih kurang 11 juta lagi UMKM merambah ekosistem digital, pemerintah, UMKM, e-commerce, dan pemodal sama-sama meningkatkan perhatian agar tujuan tersebut tercapai.
Berangkat dari semangat kemerdekaan selama Agustus saat seluruh ekosistem UMKM saling menguatkan merespon ancaman resesi, maka di sepanjang September Merahputih.com mengusung tema JUALAIN sebagai langkah mendukung tak cuma kebangkitan, ketahanan, tapi juga pengembangan UMKM sebagai pilar ekonomi.
Ekosistem UMKM memang harus terus saling menguatkan. Sebab, di era digital, meski 74 persen UMKM telah mengenal e-commerce, tercatat hanya 20 persen memiliki pemahaman tentang literasi digital untuk mengadopsi chanel-chanel online dalam menjalankan usahanya.
Dengan tema JUALAIN, Merahputih.com mendorong agar para UMKM kian sadar betapa pentingnya sadar literasi digital, tak cuma fokus pada produk dan penjualan, namun menyasar aspek emosi dan kejiwaan pelanggan dengan membuat storytelling usaha, membuat kampanye atau movement untuk meningkatkan awarness banyak orang terhadap usahanya, dan berkolaborasi. Maka, para UMKM akhirnya tak hanya JUALAN tapi JUALAIN atau menjual hal lain dari lini usahanya.
Sepanjang September, Merahputih.com akan menyajikan profil, movement, kampanye, dan story para UMKM nan memiliki aspek JUALAIN agar para pelaku usaha lain terpacu paling tidak untuk berbenah diri untuk mengubah strategi.
Memang masih banyak pekerjaan rumah bagi UMKM. Dewan Pengawas OJK Tirta Segara dalam webinar dua bulan silam memaparkan tiga hambatan UMKM naik kelas. Pertama, masih banyak UMKM belum memanfaatkan teknologi digital. Kedua, akses terhadap modal. Ketiga, rendahnya kualitas dan kapabilitas SDM sehingga banyak pelaku UMKM masih sulit dalam pemasaran karena kurang inovatif.
Dengan Merahputih.com mengulas UMKM nan telah menerapkan konsep JUALAIN sehingga usahanya berkembang dan berkelanjutan, kemudian diharapkan gerakan teman bantu teman di masa awal pandemi terus berlanjut di masa kini. Jika dahulu gerakan teman bantu teman terbatas pada saling melarisi dagangan teman, maka kini gerakan tersebut saling memberi dampak dengan membagi pengalaman, pengetahuan, dan gerakan.
JUALAIN BIAR MAKIN LAKU!