PENGUMUMAN Presiden Joko Widodo berkait pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka menjadi momentum paling penting sejak pandemi melanda Indonesia. Sebab, keterangan pers Jokowi pada tengah bulan Mei lalu di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, dimaknai banyak kalangan sebagai tanda pandemi menuju akhir meski hingga kini belum ada keterangan resmi, dan saatnya masyarakat bangkit dari keterpurukan.
"Namun, untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus menggunakan masker," tegas Joko Widodo sembari menyerukan kepada masyarakat termasuk kategori rentan, lansia, atau memiliki komorbid, juga bagi sesiapa mengalami gejala batuk dan pilek disarankan untuk tetap menggunakan masker, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, (17/5).
Pengumuman tersebut langsung disambut dengan menjamurnya pelbagai kegiatan di ruang terbuka melibatkan banyak orang, seperti hajatan olahraga, festival kuliner, gelaran seni dan budaya, pameran UMKM, geliat wisata, bahkan tak kalah sengit para penyelenggara konser berlomba-lomba mengumumkan line-up mentereng musisi pengisi dalam dan luar negeri, dengan harga tiket pelbagai promosi, hingga tanggal pelaksanaan antar-konser pun sangat berdekatan malah beberapa bersamaan.
Segala lini kehidupan seolah kembali menggeliat. Dari sisi konser musik, misalnya, baik penyelenggara, musisi, bahkan penonton sama-sama ingin 'unjuk gigi' karena hajatan tersebut merupakan pesta kali pertama mereka sejak pandemi melanda. Selama lebih kurang dua setengah tahun tersebut, tiap orang sesungguhnya tetap bisa berpesta tapi hanya di rumah masing-masing dipandu penampil dari layar komputer jinjing, televisi, atau ponsel secara virtual. Namun, apakah asyik pesta secara terpisah begitu?
Pada setahun lalu, 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran per kapita Warga +62 untuk keperluan pesta dan upacara merosot tajam sampai hanya Rp15.328, bahkan di perkotaan angkanya terjun bebas berkurang hingga 38,88 persen sehingga menjadi jumlah terendah selama lima tahun terakhir. Penyebabnya, tak lain pandemi COVID-19 memaksa banyak orang menghindari kerumunan.
Kini, angka harian COVID-19 semakin menurun deras, bahkan pemerintah memberi lampu hijau pada kegiatan di ruang terbuka. Menyambut pelonggaran kegiatan juga penggunaan masker di ruang terbuka sebagai sinyalemen kuat kebangkitan segala lini kehidupan, Merahputih.com menaja tema +62 Unjuk Gigi pada sepanjang bulan Juni 2022.
Begitu masker dibuka, tiap orang akan tersenyum, tertawa, atau paling tidak berbicara memperlihatkan giginya atau 'unjuk gigi' nan dalam banyak ungkapan bahasa Indonesia bermakna unjuk diri.
Jika sebelumnya banyak orang hanya mampu berbicara karena terhalang masker lagi pula tak bisa berbuat banyak karena pemberlakuan pembatasan sosial, maka kini saatnya setiap anak negeri melakukan aksi nyata atau 'unjuk gigi'. Begitu pun dalam tema bulanan Merahputih.com, nan semula sejak Januari-Mei 2022 menaut kata +62 Bicara maka khusus bulan Juni demi merayakan momentum penting pelonggaran masker maka kata 'bicara' dihilangkan lantaran sudah sepatutnya tak lagi basa-basi namun langsung aksi nyata, +62 Saatnya Unjuk Gigi.
Momentum kebangkitan memang tak hanya terjadi pada setiap tanggal 20 Mei lalu saja, namun terlihat jelas dengan semakin banyaknya penyelenggara bukan cuma konser musik melainkan hajatan berkait leisure lainnya. Lebih penting lagi, ekosistemnya mulai terbentuk, menguat, dan saling berkolaborasi sehingga roda perekonomian bisa kembali menggeliat.
Lewat tematik +62 Unjuk Gigi, Merahputih.com berharap segenap masyarakat terus menjaga bara api semangat kebangkitan dengan memberi aksi nyata unjuk keahlian, kepandaian, kedermawanan, serta keterampilan dengan tetap menjaga protokol kesehatan agar Indonesia diharapkan segera menuju Endemi.
Tentu saja 'unjuk gigi' boleh dan perlu, tapi kewaspadaan tetap penting agar jangan sampai jadi jemawa akhirnya malah seperti 'senjata makan tuan'. Di masa masih berstatus pandemi, meski angka kasus harian COVID-19 melandai, tak jemawa berarti sesederhana tak lupa dengan protokol kesehatan. SAATNYA UNJUK GIGI, TAPI BAEK-BAEK CABE NYELIP! (*)