SELAMAT tahun baru 2022. Tak ada kado paling spesial selain kebaruan. Percuma tahun berganti tetapi tak ada terobosan berarti. Paling tidak, terobosan lahir dari refleksi terhadap kekeliruan, kegagalan, kemandekan, bahkan kebosanan terhadap suatu hal. Dan, refeleksi paling khidmat lazim dilakukan ketika malam pergantian tahun.
Jika tak lihai satsetsatset, baiknya memang perlahan saja menengok segala keputusan pada setahun silam. Gampangnya, buka kembali daftar resolusi. Teliti satu per satu lalu coret bagian resolusi sudah terlaksana. Berapa banyak coretannya?
Bila sedikit coretannya, berarti ada masalah di dalam menggenapi resolusi. Peter Economy, pakar manajemen cum associate editor di Leader to Leader, pada survey terhadap 2.000 orang secara acak, mendapati hanya 8 persen pembuat resolusi mampu menggapainya.
Memang, ada beragam faktor pembuat resolusi gagal. Kemungkinan karena terlalu santai akibat efek hidup di masa pandemi dalam jangka panjang. Bisa jadi pula lantaran faktor kondisi di luar kendali, seperti musibah dan lainnya. Bahkan, sangat mungkin dan acap terjadi, ekspektasi terlalu tinggi sehingga ngos-ngosan mengejarnya.
Jika masalahnya terlalu santai, tentu bisa dikejar, lalu bila kondisi di luar kendali juga masih ada pemakluman, namun lain halnya jika ekspektasi ketinggian. Enggak ambruk aja udah syukur. Ekspektasi ketinggian sering jadi penyebab utama resolusi gagal. Maka, di dalam refleksi selain perlu mengenal juga penting menakar diri.
Dalam rangka menakar diri, Merahputih.com merasa perlu memberikan kado spesial di tahun 2022 sesuai dengan kemampuan ruang redaksi. Tentu saja kado spesial tersebut sebuah kebaruan nan lahir dari perenungan dan diskusi panjang di ruang redaksi.
Di tahun lalu, Merahputih.com memberi tempat begitu terbuka bagi warga Negeri Aing dari segala lini berbicara seluas-luasnya melalui kata-kata di dalam artikel. Banyak artikel lahir dari keluhan hingga pencapaian penting orang-orang biasa, UMKM, dan kaum kerah biru lainnya di masa sulit pandemi.
Lantas, pada prosesnya, di ruang redaksi tumbuh kesadaran berkait kekurangan dari skema tersebut. Ya, angka! Cerita tak melulu melalui kata tapi bisa lewat angka. Caranya? Dengan membuat polling, rating, dan semacamnya.
Dalam sejarahanya polling memang berkait erat dengan ekspresi politik bahkan hingga kini masih menjadi andalan untuk mengemas pelbagai isu strategis di Negeri Paman Sam. Malahan, Eriyanto pada Metodologi Polling: Memberdayakan Suara Rakyat, terang-terangan menyatakan polling sebagai pilar kelima (the fifth estate) di Amerika, setelah eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pers.
Namun, sudah pasti kebutuhan polling di ruang redaksi tidak menyangkut hal-hal tersebut secara praktis, meski secara filosofi tetap mengacu pada guna polling sebagai bentuk ekspresi penuh.
Pada praktiknya, Merahputih.com akan membuat polling nan disebut MPoll akronim MP polling. Dari MPoll, suara para pengisi angket akan menjadi angka nan kemudian diolah menjadi gambaran atau pandangan suatu populasi. Dengan begitu, Merahputih.com akan rajin membuat polling pembaca di sepanjang tahun 2022.
Arkian, istilah Negeri Aing berganti menjadi +62. Meski artinya sama-sama merujuk pada Indonesia, +62 begitu jelas mewakili tujuan baru menyajikan angka di dalam cerita, sehingga lahir istilah +62 Bicara.
Di pembuka tahun, Januari, +62 Bicara Yang Tertunda. Tak sedikit hal-hal tertunda selama 2021 karena pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Belum lagi pandemi menyumbang besar kegagalan resolusi banyak orang.
Namun ketertundaan juga menjadi jembatan antara 2021 dan 2022, sebab selain kegagalan kemudian diubah menjadi ditunda karena kembali jadi resolusi untuk digenapi, juga makin meningkatnya tren menunda, seperti beli sekarang bayar nanti (paylater), late check out ketika sedang menginap di hotel, dan kebiasaan tarsok alias entar-besok.
Dengan menggabungkan cerita dan angka, fenomena paylater, late check out, dan tarsok akan beroleh gambaran utuh. Keduanya, cerita dan angka, akan saling melengkapi. Makanya, pakai angka biar enggak asal nerka! (*)