INDITEX, perusahaan utama dari label-label seperti Zara, Massimo Dutti, Bershka, Pull & Bear, dan Stradivarius telah mengumumkan akan menutup ribuan gerainya di seluruh dunia.
Dilansir dari The Guardian, Inditex akan menutup sekitar 1.000-1.200 gerai yang berukuran lebih kecil sampai dua tahun ke depan. 107 gerai yang berada di Inggris kemungkinan besar tidak akan terpengaruh karena penutupan akan fokus pada gerai-gerai yang berada di Asia dan Eropa.
Baca juga:
Dari Kamera Hingga Charging Station, Ini 4 Aksesoris PS 5 yang Wajib Dimiliki
Semenjak pandemi COVID-19, perusahaan pakaian raksasa Inditex ini mengalami pemerosotan penjualan sebesar 44 persen, yaitu sekitar EUR3,3 miliar. Sebelumnya, perusahaan melaporkan telah mengalami kerugian bersih sebesar EUR409 juta atau sekitar Rp6,5 triliun antara 1 Februari sampai 30 April 2020.

Di sisi lain, perusahan asal Spanyol ini mengaku mengalami peningkatan penjualan secara online semenjak virus Corona berlangsung.
Inditex mengatakan bahwa perusahaan mereka akan menekan penjualan pakaian secara online untuk bisa bersaing dengan kompetitor seperti H&M dan Uniqlo yang makmur selama masa pandemi.
Baca juga:
Mengikuti ekspansi kilat selama 15 tahun belakangan, ini merupakan kali pertama Inditex mengubah polanya dalam berbisnis dengan beralih ke gerai online.
Sampai saat ini, perusahaan fesyen retail raksasa ini telah memiliki hampir 7.500 gerai di 96 negara. Pablo Isla, CEO Inditex, berharap kebaruan teknologi juga bisa diimplementasikan pada toko-toko fisik yang tersisa untuk meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen.

"Tujuan utama kami sekarang dan pada 2022 adalah untuk mempercepat implementasi dari konsep toko kami, didorong oleh gagasan untuk bisa menawarkan layanan tanpa gangguan dimanapun,"ungkap Pablo Isla. (shn)
Baca juga: