Yuk, Kenali Asal Usul dan Sejarah Mudik Lebaran

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Sabtu, 16 Juni 2018
Yuk, Kenali Asal Usul dan Sejarah Mudik Lebaran
Arus mudik di Tol Cipali. Foto: ANTARA

Merahputih.com - Salah satu tradisi yang tidak boleh dilewatkan saat hari Raya Idul Fitri adalah mudik. Bagi para perantau, mereka rela berdesak-desakan atau menghadapi macet panjang agar bisa bertemu sanak saudara di kampung halaman tiap tahunnya.

Tradisi mudik lebaran memang sangat unik dan jarang ditemukan di negara lain. Biasanya tradisi ini dimulai seminggu sebelum lebaran, meskipun ada juga perantau yang memilih mudik pada hari lebaran dengan alasan menghindari macet.

Menariknya, mudik khusus diberikan untuk momen pulang kampung saat lebaran. Sedangkan pada hari lain pulang kampung tidak disebut mudik. Lalu sejak kapan tradisi mudik dimulai?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik memiliki arti pulang ke kampung halaman. Dalam bahasa Jawa ngoko, mudik adalah singkatan dari "mulih dilik" yang artinya pulang sebentar saja. Namun seiring berjalannya waktu, mudik diartikan sebagai "mulih udik" atau pulang kampung.

Sepasang suami istri yang menjadi peserta mudik gratis Kementerian Perhubungan masih mengenakan helm kendaraan roda dua saat ingin memasuki gerbong kereta (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Mudik adalah tradisi yang dilakukan para petani Jawa di Zaman Kerajaan Majapahit. Saat itu mudik tak ada kaitannya dengan lebaran.

Meski kata mudik sudah dikenal lama, tradisi ini mulai populer di era tahun 1970-an. Saat itu banyak orang desa berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mengadu nasib. Pasalnya, di masa itu Jakarta sedang mengalami masa pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat.

Selain itu pemberitaan di media setiap lebaran pun membuat mindset di masyarakat bila mudik saat lebaran adalah suatu hal yang wajib.

Sama seperti Jakarta, masyarakat desa yang bekerja di kota lainnya juga melakukan tradisi mudik. Mereka mencoba mengobati rasa rindu kampung halaman saat hari raya umat Muslim itu. (*)

#Mudik
Bagikan
Bagikan