INVESTASI apa saja yang sudah kamu punya saat ini? Emas, saham, rumah? Kurang lengkap rasanya jika belum investasi oksgien demi menciptakan Bumi yang lebih sejuk dan nyaman untuk dihuni.
Komunitas seni dan budaya Jatiwangi Art Factory (JAF) yang berbasis di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, menggulirkan gagasan bernama Perusahaan Hutan Tanaraya (Perhutana). Komunitas ini bermimpi membangun hutan di lahan seluas delapan hektar yang berada di tengah kawasan industri Jatiwangi. Mimpi itu bermula dari kegelisahan mereka melihat proses industrialisasi yang terjadi begitu cepat di kawasan tersebut.
"Kami ingin mengintervensi wilayah yang ditargetkan jadi kawasan industri untuk dijadikan hutan. Kenapa hutan? Kami pikir, kayaknya seru kalau Jatiwangi yang sangat panas ini punya hutan. Hingga kemudian muncul ide Perhutana," kata Pandu Rahadian dcari JAF.
Baca juga:

Pandu mengaku bahwa program ini sangat eksperimental dan pihaknya tidak memiliki banyak pengetahuan soal hutan. Agar bisa terwujud, mereka menggandeng banyak pihak untuk terlibat dalam proyek tersebut. Dua di antaranya adalah Hutan Itu Indonesia (HII) dan Yayasan Tunas Nusa yang berbasis riset perkotaan.
"Kalau bicara soal ukuran, Perhutana memang tidak besar. Namun, sebagai gagasan, serta cara JAF melakukan pendekatan dan eksekusi, ini inisiatif yang oke," kata urban expert dari Yayasan Tunas Nusa, Ramalis Sobandi.
Ada beberapa fakta soal investasi oksigen di Perhutana yang perlu diketahui, pertama adalah investasi gotong royong. Pandu bercerita, sejak awal JAF berdiri pada 2005, mereka tidak punya dana sama sekali. Namun di sisi lain, ingin memperkenalkan seni kepada warga sekitar. Caranya adalah mengadakan festival seni, mengundang teman seniman dari berbagai negara.
Warga pun bergotong royong untuk membantu agar festival berlangsung dengan lancar.
Baca Juga:
Seperti membangun rumah, hutan juga perlu dirancang dengan baik agar benih yang ditanam bisa subur. Dalam merancang hutan, mereka akan melibatkan banyak orang. Desain tersebut, menurut Ramalis, akan bercerita tentang sistem tata air yang baik bagi hutan.
"Hutan perlu dirancang dengan baik. Agar menyerap sebanyak-banyaknya aspirasi dari masyarakat, kami berencana meluncurkan kompetisi desain di Hari Hutan Internasional pada Agustus nanti. Kenapa bentuknya kompetisi? Karena, melalui kompetisi, Perhutana akan mendapatkan alternatif-alternatif desain hutan terbaik," katanya.
Layaknya investasi pada umumnya, kalau kamu berpartisipasi dalam Perhutana juga akan mendapatkan dua sertifikat. Sertifikat tersebut berupa batu bata merah yang merupakan kerajinan khas Jatiwangi, dan sertifikat digital berupa NFT senilai 10 tezos.
"Ketika gagasan soal Perhutana muncul, NFT sedang hype banget. Itulah kenapa kami ingin mencobanya. Sebab, orang yang berinvestasi umumnya memikirkan tentang benefit yang kemudian bisa berkembang," kata Pandu.
Ramalis menambahkan, hutan adat di Jatiwangi ini berbeda dari hutan adat lain. Karena merupakan hutan yang ditumbuhkan, maka keterlibatan masyarakat sekitar bukan hanya dalam hal pemanfaatan, melainkan sejak hutan itu ditumbuhkan. Inilah kenapa inisiatif tersebut menjadi sangat penting. (and)
Baca juga: