YLKI Harap MRT Jakarta Tidak Bernasib seperti LRT Palembang dan Kereta Bandara

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 26 Maret 2019
YLKI Harap MRT Jakarta Tidak Bernasib seperti LRT Palembang dan Kereta Bandara
Masyarakat mengikuti fase uji coba publik Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase 1 dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, (23/3). Foto: Merahputih.com / Rizki Fitrianto

MerahPutih.com - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi berharap Pemprov DKI Jakarta memberikan fasilitas tambahan di kereta cepat Moda Raya Terpadu (MRT).

Menurut dia, jika tidak disokong fasilitas tambahan diprediksi nasib MRT akan sama seperti LRT di Palembang dan kereta bandara. Di mana kedua infrastruktur itu tak menjadi pilihan warga untuk bepergian ke suatu tempat.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi. (Foto: YouTube)

"Jangan sampai MRT Jakarta mengulang kejadian yang dialami LRT Palembang dan Kereta Bandara tersebut," ujar Tulus dalam keterangan tertulis, Selasa (26/3).

Tulus juga mendesak Pemprov DKI adanya transportasi pengumpan yang mengintegrasikan dengan stasiun MRT. Kemudian adanya tiket MRT yang terintegrasi dengan tiket transportasi pengumpan.

"Terutama terintegrasi dengan tiket Transjakarta," jelasnya.

Terkait penetapan rata-rata tarif MRT sebesar Rp8.500 per 10 kilometer yang diputuskan oleh DPRD DKI, ia merasa itu sebuah keputusan yang ideal. Diharapkan, pemerintah tak mengubahnya lagi dan langsung disahkan menjadi keputusan gubernur.

"Besaran tarif Rp 8.500, yang berbasis distance based, juga merupakan skema tarif yang cukup fair dan akomodatif bagi kepentingan konsumen," cetus dia.

Rangkaian Light Rail Transit (LRT) Palembang berada di Stasiun Bumi Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan. (ANTARA/Nova Wahyudi/RT)
Rangkaian Light Rail Transit (LRT) Palembang berada di Stasiun Bumi Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan. (ANTARA/Nova Wahyudi/RT)

Tak hanya itu, Tulus juga menyarankan agar kinerja MRT benar-benar optimal, maka perlu didukung beberapa langkah strategis lainnya khususnya dalam hal rekayasa lalu lintas. Di antaranya, upaya pengendalian atau pembatasan kendaraan pribadi di koridor yang dilewati MRT Jakarta.

"Tanpa upaya pengendalian penggunaan kendaraan pribadi, maka kepeminatan pengguna ranmor pribadi untuk migrasi ke MRT akan minim," ungkapnya. (Asp)

#LRT #MRT Jakarta #Kereta Bandara
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan