WT0 Gelar Pertemuan Bahas Ketimpangan Distribusi Vaksin

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 13 April 2021
WT0 Gelar Pertemuan Bahas Ketimpangan Distribusi Vaksin
Vaksinasi COVID-19. (Foto: Sekretariat Presiden)

MerahPutih.com - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menggelar sebuah pertemuan untuk mengatasi ketidakadilan dalam alokasi vaksin COVID-19. Pertemuan ini melibatkan produse besar dan mencari solusi seperti mengaktifkan pabrik produksi vaksin di Afrika dan Asia.

Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan, prioritas utamanya adalah untuk mengatasi pandemi COVID-19. Rencananya, pertemuan pada 14 April akan mempertemukan pembuat vaksin dari Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia, menteri dari negara-negara kaya dan berkembang, dan pejabat perbankan untuk membahas pembatasan ekspor vaksin, meningkatkan produksi dan pengabaian hak kekayaan intelektual untuk obat-obatan dan vaksin COVID-19.

Baca Juga:

Sekolah dan Kuliah Tatap Muka Baru Bisa Dilakukan Setelah Vaksinasi COVID-19

"Ketidakadilan vaksin sangat mencolok. Saya adalah orang yang pragmatis dan yang menyakiti saya sekarang adalah orang-orang sekarat karena tidak memiliki akses ke vaksin, Kami memiliki teknologi di dunia untuk menyelamatkan nyawa, jadi saya ingin memahaminya dan menemukan beberapa solusi yang akan membuat perbedaan,” kata Okonjo-Iweala.

Di antara solusi praktis yang mungkin adalah menggunakan kembali pabrik vaksin hewan untuk membuat suntikan COVID atau mengaktifkan kapasitas yang tidak terpakai di negara-negara seperti Bangladesh, Thailand, dan Senegal dengan menghubungkan dengan pemodal seperti Bank Investasi Eropa atau International Finance Corporation Bank Dunia.

Pertemuan ini juga akan mengangkat pengabaian hak kekayaan intelektual TRIPS untuk obat-obatan COVID-19 yang kontroversial, di mana anggotanya menemui jalan buntu, di tengah penentangan dari negara-negara kaya. Dan WTO memuji negara yang mengekspor beberapa vaksin COVID-19 mereka tetapi telah membahas pembatasan ekspor vaksin.

"Saya mendesak: mari kita mencoba untuk tidak menghalangi rantai pasokan,” katanya dikutip Antara.

Vaksin datang di bandara. (Foto: Sekretariat Presiden)
Vaksin datang di bandara. (Foto: Sekretariat Presiden)

Akibat lonjangan yang drastis kasus COVID-19, COVID-19, negara yang memproduksi vaksin mengarahkan agar produksi vaksin nya tidak boleh diekspor, hanya boleh dipakai di negara masing-masing. Hal itu telah mempengaruhi ratusan negara di dunia termasuk Indonesia.

Tercatat, jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau total 30 juta dosis hanya bisa dapat 20 juta dosis. Pemerintah mengatur kembali rencana vaksinasi dan segera melakukan negosiasi dengan negara-negara produsen vaksin.

''Mudah-mudahan bulan Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat,'' ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin. (*)

Baca Juga:

Kemenkes Berikan Tips Jalani Vaksinasi saat Berpuasa

#Vaksinasi #Vaksin Covid-19 #Vaksin Tiongkok #World Trade OrganizatIon (WTO)
Bagikan
Bagikan