Tao Toba Nauli

Wisata Sembari Mengenal Adat Batak di Museum Batak Tomok

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Selasa, 09 Oktober 2018
Wisata Sembari Mengenal Adat Batak di Museum Batak Tomok
Foto tampak luar Museum Batak Tomok. (Foto/tourtoba.com)

MEJA batu dan patung-patung berukuran kecil menjadi pemandangan pembuka saat kita berkunjung ke Museum Batak di Desa Tomok. Benda-benda peninggalan zaman megalitikum itu berada tepat di sudut halaman museum.

Jangan terburu-buru melangkah. Biarkan sejenak mata berkeliling melahap bangunan museum yang dibangun menyerupai rumah adat Batak. Bentuknya segi empat. Dindingnya penuh ornamen-ornamen unik dan etnik. Museum yang didirikan pada tahun 2005 ini memiliki tiga warna dominan, merah, hitam, dan putih.

Gorga atau ragam hias dinding rumah Batak. (Foto/medanbisnisdaily.com)
Gorga atau ragam hias dinding rumah Batak. (Foto/medanbisnisdaily.com)

Jika dilihat sekilas, memang warna tampak sedikit kaku. Namun, peresepsi kita akan berubah jika melihat makna di baliknya. Warna itu mengandung sejuta cerita. Ketiganya merupakan representasi dari Debata Natolu (tiga dewa). Warna tersebut dianggap sangat suci oleh orang Batak.

"Orang Batak mempunyai dewata bernama Batara Guru, Soripda, dan Mangala Bulan yang semunya digabungkan dalam Debata Na Tolu," menurut Vergouwen (1964) dalam buku Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba: Bagian Sejarah Batak halaman 155.

Tugas Debata Na Tolu dalam pandangan orang Batak diberikan oleh Debata Mulajadi Nabolon wewenang sebagai penguasa kosmos: Benua Bawah, Benua Tengah dan Benua Atas. Hal ini juga bisa dilihat pada ungkapan doa pemujaan martonggo (memanggil sang ilah).

“Daompung, Debata na tolu, na tolu suhu, na tolu harajaon sian langit na pitu tindi, sian ombun na pitu lapis”. (Ompung kami, Dewa Tritunggal, yang berfungsi tiga, yang menguasai tiga wilayah kerajaan yang terdapat di langit yang tujuh tingkat dan di atas awan-awan yang terdiri dari tujuh lapis).

Selain ornamen-ornamen unik dengan warna apik, di salah satu sisi dinding Museum Batak Tomok terdapat gambar yang tak kalah uniknya. Empat buah payudara dan seekor cicak terukir berdekatan. ukiran-ukiran tersebut mempunyai makna dan filosofi tersendiri.

Ukiran Gorga Boraspati dan Adop-adop atau 4 payudara dan cicak. (Foto/solup.blogspot.com)
Ukiran Gorga Boraspati dan Adop-adop atau 4 payudara dan cicak. (Foto/solup.blogspot.com)

Ukiran Cicak tersebut bermakna, setiap orang harus bisa hidup seperti cicak yang mampu menyesuaikan diri dan bertahan hidup di mana pun berada. Sedangkan empat payudara melambangkan bahwa orang Batak harus memiliki banyak anak.

Sementara itu, maksud dari simbol cicak yang berdekatan dengan empat payudara tersebut melambangkan bahwa ke mana pun seseorang pergi, dia harus ingat kepada ibu yang telah melahirkannya serta tidak lupa pada tanah kelahirannya. Setelah mempelajari Museum dari sisi luar alangkah baiknya kita masuk ke dalam.

Di dalam museum, benda seperti kain ulos dengan fungsi pemakaian yang berbeda mendominasi isi museum. Kalin Ulos sendiri merupakan salah satu busana khas Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.

Selain itu, pakaian adat Batak, patung-patung yang terbuat dari kayu, pedang, berbagai macam peralatan pertanian, peralatan rumah tangga yang merupakan koleksi peninggalan Batak kuno, naskah kuno, gondang Batak, dan koleksi lainnya juga ada dalam Museun Batak Tomok.

Meski secara koleksi Museum Batak Tomok tak terlalu banyak dan bangunannya juga tidak terlalu besar. Namun berada di museum ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru mengenai adat-istiadat dan kebudayaan orang Batak.

Secara administratif, Museum Batak Tomok terletak di kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Lokasinya berada di paling ujung Desa Tomok. Museum ini sudah buka dari pagi hari. Tidak ada biaya tiket masuk untuk mengunjungi museum ini. Hanya saja, bila pengunjung bersedia, terdapat kotak sumbangan yang bisa diisi seikhlasnya. (*)

Baca Juga:Lembah Bakkara, Negeri Kelahiran Raja Sisingamangaraja

#Wisata #Museum #Batak #Suku Batak #Tradisi Batak #Tao Toba Nauli
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan