ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pil antivirus molnupiravir untuk dikonsumsi pasien bergejala ringan, tapi berisiko tinggi dirawat di rumah sakit, seperti orang tua atau mereka yang tak divaksin.
Dalam situ resmi mereka, WHO telah memperbarui ketentuan terapi COVID-19 untuk memasukkan rekomendasi bersyarat bagi molnupiravir, obat antivirus baru.
Ini merupakan obat antivirus oral pertama yang dimasukkan ke pedoman pengobatan untuk COVID-19. Karena ini merupakan obat baru, hanya ada sedikit data keamanan. WHO merekomendasikan pemantauan aktif untuk keamanan obat, bersama dengan strategi lain untuk mengurangi potensi bahaya.
BACA JUGA:
Molnupiravir harus diberikan hanya kepada pasien COVID-19 yang tidak parah, tapi dengan risiko rawat inap tertinggi. Itu biasanya orang yang belum menerima vaksinasi COVID-19, orang tua, orang dengan defisiensi imun, dan orang yang hidup dengan penyakit kronis.
Pasien muda dan sehat, termasuk anak-anak, dan perempuan hamil dan menyusui tidak boleh diberikan obat ini karena berpotensi membahayakan kesehatan mereka.

Rekomendasi pil ini diambil berdasarkan hasil enam uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan 4.796 pasien. Uji coba ini menunjukkan molnupiravir bakal mengurangi risiko untuk dirawat di rumah sakit karena COVID-19, dengan 43 rawat inap lebih sedikit per 1.000 pasien berisiko tinggi, serta mempercepat hilangnya gejala dengan rata-rata 3,4 hari.
Ada lebih sedikit indikasi bahwa hal itu berdampak pada kematian, dengan hanya enam kematian lebih sedikit per 1.000 pasien.
WHO mengakui masalah biaya dan ketersediaan yang terkait dengan molnupiravir dapat membuat akses ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menantang dan memperburuk ketidakadilan kesehatan.
Bersamaan dengan rekomendasi tentang molnupiravir, WHO juga merekomendasi agar obat ini hanya diberikan bila infeksi disebabkan varian lain.
Molnupiravir tidak tersedia secara luas, tetapi langkah-langkah telah diambil untuk meningkatkan akses, termasuk penandatanganan perjanjian lisensi sukarela . Access to COVID-19 Tools Accelerator (ACT-A) menyediakan pasokan terbatas untuk negara-negara dengan kendala akses.
WHO juga telah mengundang produsen untuk menyerahkan produk mereka untuk prakualifikasi, dengan sejumlah produsen molnupiravir sedang melalui penilaian sekarang. WHO mengevaluasi kualitas, keamanan, dan kemanjuran produk medis untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemasok besar lainnya ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.(DGS)