WHO Pantau Varian Baru COVID-19 Actururs

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 20 April 2023
WHO Pantau Varian Baru COVID-19 Actururs
WHO terus memantau perkembangan melonjaknya kasus penyebaran varian Arcturus di India. (Instagram@Health World)

DI tengah situasi COVID-19 yang saat ini dipandang sebagai endemi di Indonesia dan sejumlah negara lainnya, wabah yang disebut virus Corona ini ternyata kembali memicu kekhawatiran hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus waspada.

Pasalnya telah ditemukan varian baru dari COVID-19 yang memicu lonjakan kasus besar di India. Nama varian itu adalah Arcturus dan disebut sebagai sub-varian dari Omicron tipe XBB.1.16.

Baca Juga:

5 Makanan untuk Cegah Mabuk Perjalanan saat Mudik

virus
Varian baru dari COVID-19 ini merupakan sub-varian dari Omicron. (Pexels/CDC)

Aspek yang membuat WHO terus memantau perkembangan varian Acturus ini adalah bagaimana penyebarannya di India serta munculnya beberapa gejala yang berbeda dengan varian lainnya di COVID-19.

Turunan dari varian Omicron ini berdasarkan pengamatan WHO mengalami mutasi sehingga ada perbedaan dengan Omicron yang di mana Acturus memiliki lonjakan protein di dalamnya sehingga disinyalir mampu meningkatkan infektivitas dan patogenisitasnya.

Sebagaimana dilansir dari The Straits Times (13/4) nama varian ini awalnya muncul melalui kicauan dari mantan ketua Indian Academy of Pediatrics Dr Vipin Vashishtha terkait munculnya turunan dari Omicron yang menyebar di wilayah India.

Sub-varian dari Omicron tersebut pertama kali terdeteksi pada Januari 2023 dan Arcturus bertanggung jawab atas terus melonjaknya kasus COVID-19 sejak Maret 2023 di negara tersebut.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India pada pekan ini, angka kasus aktif telah mencapai 40.215. Melihat situasi ini, dua negara bagian India akhirnya mengambil langkah tegas dengan mengembalikan kebijakan penggunaan masker.

Baca Juga:

Alasan Mengapa Lagu Lama Bikin Susah Move On

virus
Melonjaknya COVID-19 di India memicu beberapa negara bagian mengembalikan kebijakan penggunaan masker di tempat umum. (Pexels/Anna Shvets))

Kebijakan ini disebut memicu kekhawatiran warganya, mengingat ini kali pertamanya sejak Maret 2022, masker kembali harus dikenakan di ruang publik.

Dari sisi gejalanya, Arcturus serupa dengan Omicron dengan mayoritas pasien mengalami demam, sesak napas serta batuk. Namun, di sejumlah pasien terdapat gejala tambahan yang mengalami konjungtivitis hingga mata yang terasa lengket.

Walau India menjadi negara yang terparah penyebaran varian baru dari COVID-19 ini, Arcturus juga sudah terdeteksi di banyak negara. Dari mulai Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia melaporkan sub-varian Omicron itu sudah menginfeksi warganya.

Walau sudah terdeteksi di wilayahnya, Kementerian Kesehatan Singapura meminta masyarakat tak perlu khawatir, karena dari pasien-pasien yang terinfeksi oleh Arcturus tak menunjukan gejala yang lebih parah dibandingkan sub-varian Omicron lainnya. (aru)

Baca Juga:

Menjaga Kulit Tetap Glowing selama Mudik

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan