WABAH cacar monyet terus berkembang di negara-negara tempat virus itu biasanya tidak ditemukan. Hal ini membuat pejabat kesehatan global waspada. Sekarang ada lebih dari 643 kasus cacar monyet di belasan negara saat virus itu bukan endemik.
"Kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba di banyak negara pada saat yang sama menunjukkan bahwa mungkin ada penularan yang tidak terdeteksi belakangan ini," ujar Director General World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (1/2).
Baca Juga:

Virus tersebut sebenarnya bukanlah virus baru atau bahkan telah beredar selama puluhan tahun di beberapa wilayah, termasuk sebagian Afrika Barat dan Tengah. Dalam penelitian awal yang diunggah pekan ini, para ilmuwan di Institut Biologi Evolusioner di Universitas Edinburgh, Inggris menggambarkan bagaimana pola genetik yang mereka lihat menunjukkan bahwa telah terjadi penularan berkelanjutan dari manusia ke manusia setidaknya sejak 2017.
Dalam penelitian itu, urutan genetik menunjukkan bahwa kasus cacar monyet pertama pada tahun 2022 tampaknya diturunkan dari wabah yang mengakibatkan kasus di Singapura, Israel, Nigeria, dan Inggris dari 2017 hingga 2019.
Telah berlangsung lama
Ahli biologi evolusioner dan profesor di University of Arizona AS Michael Worobey mengatakan bahwa wabah ini telah berlangsung lama, secara lokal, seperti ketika virus itu endemik. Hal itu berarti, dunia telah gagal melindungi mereka yang berada di daerah terbatas sumber daya di mana telah menjadi endemik dan mengendalikannya dari sumbernya sebelum menyebar secara global.
"Ini benar-benar kisah dua wabah. Kita perlu benar-benar mengalihkan perhatian kita ke tempat penyebarannya ... dan mulai peduli tentang populasi itu sama seperti kita peduli tentang apa yang terjadi di semua negara lain di seluruh dunia ini," kata Worobey seperti diberitakan CNN (2/6).
Sementara, Ahli epidemiologi Anne Rimoin telah mempelajari cacar monyet selama sekitar dua dekade. Bahkan telah lama memperingatkan bahwa penyebarannya di tempat-tempat seperti Republik Demokratik Kongo dapat memiliki implikasi kesehatan global yang lebih luas.
"Jika cacar monyet menjadi berkembang di reservoir satwa liar di luar Afrika, kemunduran kesehatan masyarakat akan sulit untuk dibalik," kata profesor epidemiologi di UCLA Fielding School of Public Health, AS. Dia telah memperingatkan dalam artikel diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences pada 2010.
Wabah cacar monyet terbaru terbukti sulit diprediksi sebagian karena Rimoin belum dapat sepenuhnya melacak asal-usulnya. Dia menambahkan bahwa dari hasil peneltian profesor ini tidak tahu berapa lama telah menyebar. Namun bisa saja menyebar diam-diam untuk sementara waktu.
"Sepertinya kami sekarang memutuskan untuk menonton serial baru, tapi kami tidak tahu persis di episode mana kami mulai menonton. Maksud saya, apakah kami di episode dua, atau kami di episode empat, atau kami di episode 10? Dan ada berapa episode dalam serial ini? Kami tidak tahu," dia menganalogikannya.
"Kami tahu cukup banyak tentang virus ini, tetapi kami tidak tahu segalanya tentang virus ini. Kita harus mempelajari ini dengan sangat hati-hati," katanya.
Baca Juga:

Masih terlalu dini
Pejabat WHO mengatakan risiko kesehatan masyarakat global pada tingkat sedang. "Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan kesempatan untuk memantapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan," menurut penilaian risiko WHO yang dikeluarkan pada Minggu (29/5).
"Tindakan segera dari negara-negara diperlukan untuk mengendalikan penyebaran lebih lanjut di antara kelompok-kelompok yang berisiko, mencegah penyebaran ke populasi umum dan mencegah pembentukan cacar monyet sebagai kondisi klinis dan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara non-endemik saat ini," mereka menambahkan.
Dalam jumpa pers pekan lalu, seorang pejabat di Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS mengatakan, terlalu dini untuk mengatakan apakah e virus bisa menjadi endemik di Amerika Serikat, tetapi para ahli tetap berharap hal itu tidak akan terjadi.
"Saya pikir kami berada di hari-hari awal penyelidikan kami," kata wakil direktur Divisi Patogen dan Patologi Konsekuensi Tinggi CDC Dr Jennifer McQuiston.
McQuiston menunjukkan bahwa virus tidak menjadi endemik setelah wabah cacar monyet terakhir di Amerika Serikat, pada tahun 2003, ketika anjing padang rumput peliharaan menyebabkan lusinan orang yang terinfeksi di berbagai negara bagian. "Kami berharap kami juga dapat mengatasi hal ini," ujarnya. (aru)
Baca Juga:
Kampanye #SehangatHarapanIbu Siap Dukung Program Bayi Tabung