Waspadai Perlemakan Hati, Jaga 3 Hal Ini

Asty TCAsty TC - Jumat, 28 Juli 2017
Waspadai Perlemakan Hati, Jaga 3 Hal Ini
Perlemakan hati cenderung terjadi pada orang-orang dengan berat badan berlebih (Foto: Pixabay)

PERLEMAKAN hati, atau penumpukan lemak di organ hati, dulunya dianggap sebagai penyakit orang-orang di negara maju. Penumpukan ini terjadi hingga 5-10% lebih dari berat total organ hati itu sendiri.

Faktanya, penyakit yang juga disebut dengan steatosis tersebut kini juga banyak ditemukan di negara berkembang. Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, dr. Irsan Hasan SpPD-KGEH, mengingatkan masyarakat agar mewaspadai penyakit ini karena berpotensi memicu berbagai penyakit lainnya. Berikut tiga hal utama yang harus Anda jaga untuk mengurangi risiko perlemakan hati.

1. Berat badan

obesitas
Sekitar 70% penderita perlemakan hati nonalkoholik adalah orang-orang obesitas (Foto: Pixabay)

Perlemakan hati bisa terjadi karena pola makan tidak seimbang, di mana asupan lebih banyak mengandung lemak tinggi dan karbohidrat. Karena itulah orang gemuk dan obesitas cenderung mudah mengalami perlemakan hati. "Perlemakan hati adalah salah satu sindrom metabolik. Biasanya terjadi pada orang dengan berat badan berlebih," ujar Irsan saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/7).

2. Konsumsi alkohol

alcohol
Kecanduan alkohol menjadi salah satu penyebab terjadinya perlemakan hati (Foto: Pixabay)

Kebiasaan minum alkohol berlebih dapat menyebabkan kerusakan hati karena organ inilah yang mencerna alkohol agar tidak membahayakan organ lain. Akibatnya, hati tidak dapat melakukan fungsinya, salah satunya mencerna lemak. Sehingga, terjadilah penumpukan lemak di hati.

3. Aktivitas fisik

lapotop kerja
Orang yang banyak duduk tanpa aktivitas fisik berarti juga banyak menderita perlemakan hati. (Foto: Pixabay)

Selain asupan makanan dan alkohol berlebih, perlemakan hati juga kerap disebabkan oleh pola hidup tak sehat dengan sedikit aktivitas fisik. "Penelitian dari Korea menyebutkan orang Indonesia merupakan yang paling sedikit jalan kakinya. Orang yang banyak duduk, banyak menderita perlemakan hati karena menimbun lemak di tubuhnya. Makanya sering disebut penyakit orang makmur," jelas Irsan.

Sebagai tambahan dari ketiga faktor utama tersebut, penyakit ini juga kerap diasosiasikan dengan diabetes. "Di RSCM, orang-orang diabetes yang berobat separuhnya mengalami perlemakan hati," kata Irsan, yang juga merupakan dokter spesialis penyakit dalam di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Jika mengalami perlemakan hati, ada risiko terkena hepatitis. Perlemakan hati ini merupakan salah satu faktor penyebab penyakit hepatitis yang tidak ditularkan melalui virus. Irsan memperkirakan faktor penyebab hepatitis akan mengalami perubahan, yang saat ini lebih banyak karena virus menjadi lebih banyak karena perlemakan hati. (*)

Sumber: ANTARA

Baca juga artikel seputar lemak lainnya di sini: Ingin Langsing Tanpa Tinggalkan Lemak? Coba Diet "Ketofastosis".

#Tips #Tips Kesehatan #Informasi Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Asty TC

orang Jawa bersuara alto
Bagikan