Parenting

Waspada Long Haul Pada Si Kecil Penyintas COVID-19

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Senin, 26 Juli 2021
Waspada Long Haul Pada Si Kecil Penyintas COVID-19
Long haul pada anak-anak yang mengidap COVID-19 (Sumber: Freepik)

COVID-19 menimbulkan efek baru pada tubuh yang disebut long haul. Kondisi ini membuat seseorang merasakan sejumlah gejala bak mengidap COVID-19 padahal hasil pemeriksaannya sudah negatif. Gejala tersebut biasanya masih bertahan untuk beberapa saat mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan ke depan.

Gejala tersebut bukan hanya dialami oleh penyintas COVID-19 usia dewasa saja. Anak-anak penyintas COVID-19 pun bisa merasakan long haul. Menurut informasi yang dilansir dari Alodokter, sebanyak 60 persen anak-anak penyintas COVID-19 mengalami long haul.

Baca juga:

3 Alasan Mandi Jadi Trik Parenting yang Efisien pada Balita

Long haul bisa terjadi pada anak-anak pengidap COVID-19 gejala ringan atau tanpa gejala. Sejumlah penelitian menyebutkan long haul yang terjadi pada anak-anak biasanya berlangsung selama 30 hingga 120 hari setelah si anak dinyatakan sembuh atau negatif COVID-19.

sakit
Long haul pada anak. (Sumber: Freepik)

Beberapa gejala long haul yang paling sering terjadi pada anak-anak misalnya demam, batuk, kelelahan, sesak napas, nyeri sendi dan otot, nyeri dada, anosmia (kesulitan mengidentifikasi bau), palpitasi, masalah pada lambung, kurang nafsu makan, insomnia, ruam kulit, hingga munculnya gangguan psikologis.

Hingga saat ini, penyebab dan pemicu long haul pada penyintas COVID-19 masih belum jelas. Namun, ada beberapa faktor yang disinyalir meningkatkan potensi long haul pada orang-orang yang baru pulih dari COVID-19. Misalnya, daya tahan tubuh lemah atau keterlambatan mendapatkan penanganan (pengobatan).

Baca juga:

Digital Parenting, Mengupas Metode Didik Orang Tua di Era Kekinian

Long haul pada anak penyintas COVID-19 berpotensi menghadapi masalah kesehatan yang lebih berat seperti multi system inflammatory syndrome (MIS-C). MIS-C terjadi ketika organ-organ dalam tubuh anak mengalami kerusakan akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi virus Corona. Tanda-tandanya menyerupai penyakit Kawasaki seperti demam berlangsung lebih dari tiga hari dan muncul ruam kulit berwarna merah di seluruh bagian tubuh.

sakit
Konsultasi dengan dokter anak. (Sumber: Freepik)

Lalu bagaimana ya cara menghadapi hal itu? Moms bisa segera memeriksakan kondisi si kecil pada dokter spesialis anak. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada anak seperti tes darah, tes swab antigen, hingga foto rontgen dada. Setelah ditemukan rootcause-nya, dokter akan memberikan obat sesuai kebutuhan pasien. Dokter bisa memberikan obat kortikosteroid, IVIG dan lain-lain.

Jika saturasi oksigen si kecil menurun atau sesak napas, dokter juga bisa memberikan terapi oksigen. (avia)

Baca juga:

Menonton TV Terbukti Menjadi Bibit Konsumerisme Bagi Anak-Anak

#Parenting #Kesehatan Mulut #Tips Kesehatan #Info Kesehatan #Kesehatan #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan